Mohon tunggu...
Amanda Insyira Azzahra
Amanda Insyira Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - 20107030147 Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN SUNAN KALIJAGA (Difabel TULI)

mencari suasana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filosofi Pintu Rumah Jawa yang Lebih Tinggi dari Tinggi Orang

27 Juni 2021   14:33 Diperbarui: 27 Juni 2021   15:14 2766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejarah jaman dahulu banyak rumah jawa menggunakan pintu rumah lebih rendah dari tinggi orang pada umumnya dengan hiasan kayu atau tidak hiasan kayu. Dalam budaya adat rumah jawa dengan demikian merupakan gaya hidup sesorang. Bagi masyarakat tradisional jawa rumah bukan dianggap sebagai bangunan fisik saja, namun sebagai cerminan diri masyarakat jawa yang menjunjung tinggi ajaran dan nilai-nilai budaya. Untuk itu, ini adalah rumah adat jawa tengah yang khas dengan budaya jawa. Dalam bahasa jawa, rumah disebut sebagai “omah “ yang artinya tempat tinggal. Omah sendiri memiliki arti penting dalam kehidupan orang jawa. Beberapa tamu masih saja kepalanya terantuk pintu rumah jawa yang rendah di luar pintu. Tetapi pernahkah kita berpikir mengapa pintu rumah jawa lebih rendah ? 

Oh ternyata, pintu rumah jawa yang lebih rendah dari orang dengan maksud supaya orang yang agar masuknya menunduk diri menghormati tuan rumah dan keluar pintu dengan menunduk diri. Yaitu dari pintu rumah jawa kita belajar sopan santun.

Rumah limasan merupakan pengembangan lanjutan dari bentuk bangunan rumah adat jawa tengah. Bisa juga rumah berbentuk joglo, sederhananya rumah ini dibangun dengan perhitungan yang menggunakan ukuran-ukuran dan pintu yang lebih rendah. Pada dasarnya ukuran bangunan rumah jaman dulu lebih besar dan luas. Di sebelah kiri dan kanan bangunan utama terdapat bangunan kecil memanjang berisikan kamar-kamar yang sembunyi dengan tak kelihatan tamu.

Saya pernah ke rumah mbah buyut di bayat-klaten, ada yang berapa yang tidak lengkap misalnya lantai masih tanah, kekurangan ruangan kamar atau dapur jadi satu dengan ruangan besar, dan kurang lampu . Lantai diganti tanah atau alas batu tapi tetap pakai sepatu dan sandal dibawa mana-mana dalam rumah jawa. Layaknya rumah biasa, rumah jawa terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, dapur, kamar mandi, kamar tidur, dan teras.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun