Mohon tunggu...
Amanda Hendar
Amanda Hendar Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

ah, just an ordinary ones... :-)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pengangguran Tua

20 Oktober 2013   09:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:17 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau Kartu Tanda Penduduk saya kedaluwarsa tengah tahun ini, maka kata 'penggangguran' itu sudah pasti mengisi kolom pekerjaan. Untung, masa berlakunya masih tiga tahun lagi. Artinya, muka saya terselamatkan karena sempat tercatat sebagai mahasiswa. Walau, antara menganggur dan mahasiswa sebenarnya sama saja. Sama-sama tidak bekerja.

Sebagai pengangguran, saya luntang-lantung mencari pekerjaan. Nah, pengalaman melamar ini memberi saya 'kesadaran-kesadaran' baru. Seperti, sadar bahwa saya sudah tidak lagi muda. Bayangkan saja, begitu sudah mengisi formulir aplikasi berlembar-lembar banyaknya, tiba-tiba muncul pemberitahuan: "Maaf, usia anda melebihi syarat maksimum". Bahasa kasarnya, mereka hendak berkata: saya ketuaan!

Ya, tentu, jika dihitung secara matematis, dengan usia yang lebih 'matang', seharusnya saya punya pengalaman lebih panjang. Tapi, bodohnya saya, pengalaman-pengalaman saya bukan macam pengalaman yang bisa dicantumkan dalam daftar riwayat hidup. Pekerjaan-pekerjaan yang saya lakoni selama ini jauh dari kata profesional. Saya sering membikinkan tugas-tugas kuliah atau tugas kantor teman-teman saya. Mau itu sekadar menerjemahkan, membikinkan makalah, sampai pada proyek penelitian. Gaji saya? Ya, kalau teman saya dapat A dan (minimal) tidak dipecat dari pekerjaannya. Dalam melakoni itu, saya selalu serius. Saya tak pernah menulis yang saya tak paham. Motif saya sesederhana ini: saya ingin belajar. Saya ingin memuaskan rasa ingin tahu saya. Sudah, itu saja.

Tapi ya, apapun motifnya, bagaimanapun hasilnya, pekerjaan sukarela begitu tetap saja tidak masuk hitungan. Saat ini, saya sedang mempertimbangkan untuk memasukkan pengalaman berikut di riwayat hidup: "Pernah melamar ke ratusan perusahaan dalam hitungan setengah hari". Maksudnya sih, sebagai bukti kalau saya bisa cekatan dalam bekerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun