Mohon tunggu...
Amanda Haura Salsabilla
Amanda Haura Salsabilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Sebelas Maret

Tertarik dengan bidang Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Press Release: Mahasiswa Psikologi Universitas Sebelas Maret Laksanakan Program Pendampingan Pengasuhan di SLB Negeri Surakarta

20 November 2024   12:58 Diperbarui: 20 November 2024   13:01 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Riset Psikologi Universitas Sebelas Maret, 4 (empat) orang mahasiswa melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) berbasis riset ke SLB Negeri Surakarta di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Tim Mahasiswa terdiri dari Amanda Haura Salsabilla, Anindya Putri Kurniawan, Diyan Ayu Salsabela, dan Griselda Kirstenjoy Saputro, serta, didampingi oleh dosen pembimbing yaitu Alma Marikka Geraldina, S.Psi., M.A, Ph.D. Program ini ditujukan untuk mendukung orang tua anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan tiga tujuan utama, yaitu membentuk komunitas untuk berbagi pengalaman, memberikan pengetahuan dan informasi pengasuhan melalui psikoedukasi, dan menyajikan pengajaran permainan alternatif.

Keterlibatan aktif orang tua dalam pengasuhan anak ABK sering kali menimbulkan stres dan isolasi, karena intensitas perawatan yang tinggi dan minimnya dukungan sosial. Maka dari itu, tim mahasiswa merancang program wadah bercerita untuk meningkatkan dukungan sosial melalui komunitas yang memungkinkan orang tua untuk mendiskusikan tantangan dan menemukan solusi. Sementara itu, psikoedukasi membantu meningkatkan pengetahuan pengasuhan yang tepat sesuai kebutuhan anak. Program pendampingan pengasuhan juga menawarkan pengajaran alternatif permainan sederhana berbasis sains dan puzzle yang mudah diakses dan memberi pengalaman edukatif serta memperkuat hubungan orang tua-anak. Hal ini penting karena bermain dapat menjadi sarana dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang nantinya akan berguna pada anak tumbuh dewasa serta memberikan kesempatan kepada anak untuk mengenali lingkungan sekitar. Dengan demikian, program ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi orang tua untuk mendukung perkembangan sosial, emosional, dan kognitif Anak Berkebutuhan Khusus. 

Di hari pertama, kegiatan dimulai dengan sesi wadah bercerita yang menyediakan ruang bagi orang tua untuk berbagi pengalaman dan tantangan sehari-hari. Melalui komunitas ini, diharapkan tercipta ikatan kuat yang dapat menjadi sumber dukungan sosial bagi orang tua ABK. Setelah sesi bercerita, para orang tua diajak berpartisipasi dalam permainan alternatif pertama berupa permainan sains sederhana yang dapat dilakukan bersama anak mereka saat di rumah. Permainan sains mendemonstrasikan simulasi cuci tangan pada anak untuk membantu menstimulasi kreativitas dan menanamkan budaya menjaga kebersihan pada anak. 

Hari kedua, kegiatan difokuskan pada permainan alternatif kedua berupa puzzle. Puzzle dapat menjadi salah satu pilihan bermain bersama anak, terutama dengan berkreasi membuat puzzle sendiri di rumah dengan bahan yang mudah ditemui. Permainan ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga dirancang untuk membantu meningkatkan keterampilan kognitif dan daya ingat anak, sekaligus memperkuat ikatan dengan orang tua melalui waktu yang dihabiskan bersama. 

Sebagai penutup, hari ketiga menghadirkan sesi psikoedukasi bertema "Menjalin Kelekatan Emosi dengan Anak Berkebutuhan Khusus" yang disampaikan oleh Kurniasih Ayu Archentari, M.Psi., Psikolog. Sesi ini bertujuan meningkatkan pemahaman orang tua dalam membangun kelekatan emosional dengan anak, yang penting untuk perkembangan holistik, khususnya di bidang sosial, emosional, dan kognitif. 

Dari program yang dirancang tim mahasiswa, berbagai peserta menunjukkan rasa senang dan terbantu dengan program yang diberikan. Mereka merasa program ini membantu meningkatkan pengetahuan pengasuhan serta mendapatkan tempat untuk berbagi cerita. Peserta juga mengharapkan program ini dapat dilaksanakan kembali di lain waktu karena peserta merasa program ini sangat bermanfaat. Dari seluruh rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan, program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berarti dalam menciptakan dukungan pengasuhan yang lebih kuat bagi orang tua ABK, serta memberikan ide-ide bermain inovatif yang dapat diterapkan di rumah secara efektif, sehingga dapat membantu perkembangan anak secara optimal.


 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun