Mohon tunggu...
Amanda Nasution
Amanda Nasution Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer bloger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://www.linkedin.com/mwlite/me

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Wonder Woman 1984 (Review)

31 Desember 2020   10:00 Diperbarui: 31 Desember 2020   10:09 1083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok by: kompaslifestyle

CINEMATOGRAFI

dok by: Jawa pos
dok by: Jawa pos
Aku mau rangkum deh di part ini. Dari mulai setting, acting, camera, lighting dan CGI.

Aku suka banget settingnya. Kesan 1980-an nya sangat terwakili dengan cukup ditail. Dari bangunan, kondisi dijalanan dan orang-orang yang mejadi viguran. Mall-mall yang saat itu merupakan hal baru dan pastinya fashion yang digunakan pemain.

Acting, aku cuma bisa bilang semua pemain bermain sesuah dengan kapasitas dan karakternya. Ga ada yang over acting atau kurang. Bahkan untuk para figuran yang pada setting di daerah Timur Tengah pun bermain sesuai porsinya.

Camera dan Lighting. Aku suka menggabungkan keduanya, karena dua element film ini sangat berdekatan dan menentukan efek dihasil akhir film yang diproduksi. Beberapa scene benar-benar diberi efek cahaya yang keren tertangkap kamera. Kaya Scene pada ilustrasi diatas, terus pada scene  fight Wonder Woman dengan Cheeta diantara cadas dan tiang-tiang dengan kabel listrik. Yang aku kurang suka itu pencahayaan pada scenee saad Diana dan Steve Trevor berada dalam kabin pesawat dalam ketinggian jelajah. Menurut aku cahaya yang diberikan ga menimbulkan efek alami.

CGI. Jelas sih, film-film seperti ini pasti menggunakan CGI pada proses shooting dan editingnya. Seperti aku bilang tadi, scene berada dalam kabin pesawat dengan 2 awak tidak terkesan alami. Terasa banget itu buatan. Selebihnya sih enak banget untuk dinikmati.

O iya, hampir lupa. Jadi kesan 1980an ga cuma pada setting sama properti loh, tapi juga pada warna dasar film yang pake filter kuning untuk dapat kesan lampau dan atmospher yang dibangun di film ini pun terkasan jadulnya.

So, aku mau kasih ranking 8,5/10 buat film ini.

Pengen nonton lagi. Sebelum lupa, sebagai penutup. Biasanya nih, film-film kayak gini kalo kita nonton lebih dari seklai, dinonton berikutnya nemu aja cacat atau bocornya. Jadi, ya...gitu deh


Wonder Woman 1984

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun