Mohon tunggu...
Amanda Nasution
Amanda Nasution Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer bloger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://www.linkedin.com/mwlite/me

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

[Review Film] "Terlalu Tampan"

1 Februari 2019   12:40 Diperbarui: 3 Februari 2019   11:13 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
official Terlalu Tampan dok Visinema Pictures

Diangkat dari komik di Linewebtoon populer film Terlalu Tampan film bergenre drama remaja yang diperankan oleh Nikiya Willy, Tara Budiman, Rachel Amanda, Iis Dahlia, dan masih banyak lagi. 

Film seru dan kocak, sangat menghibur. Mungkin film ini merupaka warna baru bagi perfilman dengan genre drama remaja, dengan memberikan efek konyol dan lebai ala film animasi Jepang, menggambarkan suatu keadaan dengan visual berlebihan. Tapi justru lebainya ini menjadi daya tarik film ini. 

Bercerita tentang remaja yang memiliki ketampanan yang luar biasa dan mampu membuat wanita-wanita pingsan, tidak sadarkan diri dan mimisan. Kelebihan ini tidak membuat Maskulin, tokoh utama, menjadi memiliki ketakutan saat harus keluar dari rumah, ini berbeda dengan ke percayaandiri yang dimiliki ayah dan kakaknya. 

ayah dan kakak Maskulin, yang juga menjadi idaman wanita, selalu memiliki rasa pecaya diri dan menikmati ketampanannya. Yang jadi masalah di film ini adalah ketidak mauan Maskulin untuk keluar dari "persembunyiannya." Kedua orangtua dan kakak Maskulin menginginkan Maskulin berani keluar dan melihat dunia luar.

photo by brilio
photo by brilio
Film Terlalu Tampan memiliki cerita menari dan menghibur, mungkin ini kelebihan dari sebuah cerita film yang diadabtasi dari sebuah komik yang berkiblat ke Jepang dan Korea. Sangat layak buat ditonton kalangan remaja. Sarat pesan moral tentang kesetia kawanan, dan berani mengakui sebuah kesalahan. Dan niat baik akan selalu berbuah baik pula.

Yang menjadi kritikan sih, mungkin ditailnya. Ini sebenarnya menjadi PR besar bagi sineas Indonesia kebanyakan. Kesinambungan film tidak cuma dicerita, tapi juga semua hal termasuk properti yang digunakan di set. 

Kecil, tapi terlihat dan sangat tidak nyaman. Mungkin, saat mengganti angel jangan segan melihat set sebelumnya pada kamera yang di kondisikan buat dokumentasi. Jadi, segitu pentingnyalah kamera dokumentasi di pembuatan film.

Apresiasi keren buat tim MUA yang berhasil menjadikan para cast sesuai yang di inginkan di cerita. Rating 7,5/10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun