Mohon tunggu...
Amanda Fauziah
Amanda Fauziah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Hai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemahaman Semiotika Menurut Charles William Morris

2 November 2024   10:01 Diperbarui: 2 November 2024   13:42 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Charles William Morris adalah tokoh berpengaruh dalam perkembangan semiotika abad ke-20. Semiotika menurut Morris adalah ilmu yang mempelajari perilaku (science of behavior), dengan fokus pada bagaimana makhluk hidup merespons tanda-tanda di sekitar mereka. Dalam pandangannya, semiotika tidak hanya mencakup bahasa tetapi juga berbagai isyarat non-bahasa yang memengaruhi komunikasi antarindividu. Morris dikenal karena mengembangkan model triadik semiotika yang terdiri dari tiga komponen yaitu tanda (sign), objek (object), dan interpretant.

Konsep Dasar Semiotika Menurut Morris

Dalam pandangan Morris, semiotika adalah studi yang melibatkan hubungan antara tanda, objek yang ditandai, dan pemahaman penerima (interpretant). Komponen-komponen ini menciptakan proses komunikasi yang kompleks, melibatkan baik aspek literal maupun interpretatif. Morris menekankan bahwa tanda tidak sekadar simbol atau kata, melainkan sesuatu yang memicu interpretasi pada penerimanya.

Tanda (Sign): Tanda adalah segala sesuatu yang dapat mewakili sesuatu yang lain, dan merupakan elemen yang menyampaikan informasi atau makna kepada penerima. Tanda bisa berupa kata, gambar, suara, gerakan, atau simbol lain yang memiliki fungsi untuk berkomunikasi. Dalam semiotika, tanda ini berfungsi sebagai medium untuk menghubungkan objek dengan pemahaman penerima. Contoh: Pada rambu lampu lalu lintas, warna merah, kuning, dan hijau adalah tanda yang menyampaikan makna tertentu kepada pengendara. Merah berarti berhenti, kuning berarti hati-hati atau siap-siap, dan hijau berarti jalan.

Objek (Object): Objek adalah entitas atau konsep yang diwakili oleh tanda. Objek ini bisa bersifat konkret (berupa benda atau hal nyata) maupun abstrak (seperti ide, emosi, atau konsep). Objek adalah inti dari makna yang ingin disampaikan melalui tanda, meskipun pemaknaannya tergantung pada interpretasi dari si penerima. Contoh: Lampu lalu lintas adalah objek dari lampu merah, kuning, dan hijau pada rambu lalu lintas adalah perintah atau instruksi untuk berhenti, berhati-hati, atau berjalan.

Interpretant (Interpretant): Interpretant adalah pemahaman atau makna yang ditangkap oleh penerima dari tanda yang disampaikan. Interpretant tidak selalu sama antara satu individu dengan individu lain, karena interpretasi sangat bergantung pada pengalaman, budaya, dan konteks penerima. Interpretant adalah proses yang melibatkan persepsi dan pengertian dari tanda serta objek yang diwakilinya. Contoh: Lampu lalu lintas adalah Interpretant dari tanda lampu merah adalah perintah untuk berhenti, sehingga pengendara paham bahwa mereka harus berhenti saat melihat lampu merah menyala.

Model triadik ini lebih komprehensif dibandingkan pendekatan dyadik karena memperhitungkan peran interpretasi subjektif penerima. Dengan ini, Morris menyadari bahwa tanda tidak hanya berhubungan dengan objek tetapi juga bergantung pada bagaimana penerima menafsirkannya, yang membuat komunikasi menjadi interaktif.

Tiga Cabang Utama Semiotika

Morris membagi semiotika menjadi tiga cabang utama yang membantu mengkaji tanda dari berbagai perspektif:

Sintaksis (Syntax): Menelaah hubungan formal antara tanda-tanda tanpa memperhatikan maknanya. Sintaksis berfokus pada struktur dan pola yang mengatur penyusunan tanda, seperti aturan gramatikal dalam bahasa. Kajian ini membahas bagaimana tanda-tanda diatur dan membentuk satuan yang lebih besar seperti kalimat atau frasa.

Semantik (Semantics): Berfokus pada hubungan antara tanda dan objek yang ditandai. Semantik mengeksplorasi bagaimana tanda merepresentasikan sesuatu yang spesifik dan makna literal dari tanda tersebut. Morris membedakan bahwa dalam konteks ini, tanda tidak hanya mengacu pada objek tetapi juga dapat mencerminkan tujuan penggunaan bahasa.

Pragmatik (Pragmatics): Mencakup penggunaan tanda dalam konteks nyata, melibatkan asal-usul dan dampak tanda pada perilaku interpretasi penerima. Pragmatik mempertimbangkan tujuan komunikasi dan bagaimana tanda digunakan sesuai konteksnya. Cabang ini mencakup berbagai aspek yang mempengaruhi pemahaman tanda, termasuk situasi dan tujuan penggunaannya.

Charles William Morris adalah salah satu tokoh terkemuka dalam pengembangan semiotika. Dengan model triadik yang mencakup tanda, objek, dan interpretant, Morris memberikan pemahaman baru tentang proses komunikasi sebagai fenomena interaktif yang melibatkan respons subjektif. Pembagian semiotikanya ke dalam sintaksis, semantik, dan pragmatik memperluas cakupan studi semiotika ke berbagai konteks komunikasi, mulai dari makna literal hingga penggunaan tanda dalam situasi nyata. Pemikiran Morris tetap relevan hingga saat ini dan menjadi dasar penting bagi studi semiotika dalam berbagai bidang ilmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun