Mohon tunggu...
Amanda Fauziah
Amanda Fauziah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Hai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peluang Bisnis Peternakan Kambing di Desa Jambuwer

27 April 2024   20:17 Diperbarui: 11 Mei 2024   22:10 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Jambuwer, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, terkenal dengan peternakan kambingnya. Di desa Jambuwer terdapat beberapa peternakan yaitu peternakan kambing, peternakan sapi, dan peternakan ayam. Mayoritas masyarakat di desa ini memelihara kambing dan menjadikannya sumber penghasilan utama bagi banyak keluarga.

Menurut Ibu Katini, warga Desa Jambuwer, terdapat dua jenis peternakan kambing di sana. Pertama, peternakan milik sendiri, di mana peternak memiliki dan memelihara kambingnya secara mandiri. Hasil panen, baik berupa susu atau daging, dijual atau dikonsumsi sendiri. Kedua, peternakan bagi hasil, di mana peternak membantu mengurus kambing milik orang lain. Sebagai imbalannya, mereka mendapatkan bagian dari hasil penjualan susu atau daging kambing tersebut. Perbedaan utama kedua jenis peternakan ini terletak pada kepemilikan kambing dan sistem bagi hasil. Peternakan milik sendiri memberikan kontrol penuh kepada peternak atas kambing dan hasil panennya. Sedangkan pada peternakan bagi hasil, peternak bekerja sama dengan pemilik kambing untuk mendapatkan keuntungan bersama.

Di Jambuwer, berbagai jenis kambing menjadi pilihan utama para peternak. Salah satunya adalah Kambing Etawa yang terkenal dengan tubuh besar dan produksi susu yang melimpah. Kambing ini sering menjadi peserta dalam kontes dan menghasilkan susu berkualitas tinggi. Selain itu, Kambing Jawa juga populer di daerah ini. Meskipun memiliki ukuran lebih kecil dan harga jual yang lebih terjangkau daripada Kambing Etawa, Kambing Jawa tetap diminati karena dagingnya yang lezat. Sedangkan Kambing Gibas, dikenal dengan pola bulu yang unik dan dagingnya yang empuk. Biasanya, Kambing Gibas dipelihara untuk kebutuhan konsumsi pribadi atau dijual dengan harga yang lebih tinggi, mengingat kualitasnya yang terjamin.

Kami berkesempatan bertemu dengan Pak Riyadi, seorang peternak kambing lokal di Jambuwer. Beliau memelihara kambing untuk dijual dan mendapatkan penghasilan tambahan. Kambing-kambing Pak Riyadi diperoleh dari Pasar Wringin dan dipelihara dengan cara alami dan tradisional.

Pak Riyadi menjelaskan bahwa perawatan kambing di Jambuwer terbilang mudah karena melimpahnya perkebunan dan dedaunan yang menjadi sumber makanan alami bagi kambing. Beliau juga berbagi tips untuk mengatasi penyakit kambing gudiken (gatal-gatal) dengan campuran oli baru dan minyak baru. Namun, Pak Riyadi menekankan bahwa cara ini tidak efektif dan lebih baik menggunakan obat suntik Vet-Oxy La.

Di samping kambing lokal, Pak Riyadi menyatakan bahwa beberapa warga memilih untuk memelihara Kambing Etawa yang memiliki nilai jual lebih tinggi di Jambuwer. Kambing Etawa di daerah tersebut umumnya dipelihara untuk beberapa tujuan yang beragam. Pertama, sebagai ajang kontes, Kambing Etawa dengan kualitas unggul sering diikutsertakan dalam kontes dan dapat menghasilkan hadiah uang yang signifikan bagi pemiliknya. Selain itu, bagi beberapa peternak, memelihara Kambing Etawa merupakan hobi yang sangat menyenangkan dan memberikan kepuasan tersendiri. Terakhir, Kambing Etawa terkenal dengan produksi susunya yang melimpah dan berkualitas tinggi. Susu dari Kambing Etawa banyak diminati karena manfaat kesehatannya yang dikenal luas dan dapat dijual dengan harga yang cukup tinggi di pasaran.

Perawatan Kambing Etawa di peternakan Jambuwer merupakan suatu proses yang membutuhkan perhatian ekstra, terutama dalam menjaga kebersihan kandangnya. Selain itu, untuk mengikuti kontes, kambing harus memenuhi beberapa kriteria seperti bentuk tubuh yang baik, kesehatan yang optimal, dan kualitas bulu yang baik pula. Namun demikian, meskipun memiliki potensi keuntungan yang besar, peternakan kambing di Jambuwer juga dihadapkan pada beberapa tantangan yang signifikan. Tantangan tersebut antara lain adalah terbatasnya pasar, karena penjualan kambing Etawa harus kembali ke daerah asal, sehingga jangkauan pasarnya menjadi terbatas. Selain itu, harga kambing juga fluktuatif, dipengaruhi oleh musim dan permintaan pasar yang tidak stabil. Tak hanya itu, persaingan antar peternak kambing di Jambuwer juga sangat ketat, menambah kompleksitas dalam menjalankan usaha peternakan.

Tantangan yang dihadapi dalam peternakan kambing di Jambuwer tidak dapat disangkal, namun di baliknya terbuka peluang bisnis yang menjanjikan. Beberapa di antaranya adalah pengembangan pasar online, memanfaatkan platform digital untuk mencapai pasar yang lebih luas dan meningkatkan penjualan. Selain itu, potensi pengolahan produk susu juga dapat dimaksimalkan dengan menghasilkan beragam produk turunan seperti keju, yoghurt, atau sabun susu, yang dapat meningkatkan nilai jual. Pendidikan dan pelatihan kepada peternak tentang teknik pemeliharaan kambing yang modern dan efisien juga menjadi peluang yang tak boleh dilewatkan. Dengan strategi pengembangan yang tepat, peternakan kambing di Desa Jambuwer dapat menjadi sumber penghasilan yang berkelanjutan bagi masyarakat, serta memberikan kontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi desa.

Peternakan kambing di Desa Jambuwer menjadi sumber penghasilan utama bagi banyak keluarga. Dengan potensi dan peluang yang ada, peternakan kambing di Jambuwer dapat terus berkembang dan menjadi roda penggerak ekonomi desa yang semakin maju dan sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun