Mohon tunggu...
Amanda Rachel Advenska
Amanda Rachel Advenska Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa S1 Kedokteran Gigi Universitas Airlangga

"if it's meant to be, it'll be"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Digital Pasca-Pandemi: Peluang atau Jurang Pemisah?

15 Januari 2025   20:49 Diperbarui: 15 Januari 2025   20:49 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pandemi COVID-19 telah memaksa dunia pendidikan untuk beradaptasi dengan cepat, menjadikan teknologi digital sebagai tulang punggung pembelajaran. Pengalaman ini membuka mata kita terhadap potensi besar pendidikan berbasis digital. Meskipun pandemi telah mereda, digitalisasi dalam pendidikan tidak boleh berhenti. Justru, momentum ini harus dimanfaatkan untuk mentransformasi sistem pendidikan secara menyeluruh. Namun, dibalik peluang yang ada, terdapat juga tantangan yang perlu diatasi agar digitalisasi pendidikan tidak menjadi suatu jurang pemisah.

Seperti yang kita ketahui, pendidikan berbasis digital menawarkan berbagai peluang. Pertama, pendidikan formal menjadi jauh lebih mudah untuk diakses sehingga memungkinkan siswa di daerah terpencil yang sebelumnya sulit mengaksesnya menjadi tetap bisa belajar. Siswa di pulau-pulau terluar, misalnya, memiliki kesempatan untuk mendapatkan instruksi online dari guru-guru di kota-kota besar. Kedua, fleksibilitas waktu dan tempat memungkinkan pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan pengajar. Ketiga, karena teknologi saat ini, pembelajaran dapat disesuaikan, materi dan metode dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya belajar masing-masing siswa. Keempat, dengan memanfaatkan teknologi seperti simulasi, animasi, dan multimedia, konten pembelajaran dapat dibuat lebih inovatif dan interaktif. Hal ini akan meningkatkan daya tarik dan efektivitas dalam pembelajaran. Terakhir, digitalisasi dapat mengurangi biaya dalam jangka panjang, seperti mengurangi biaya transportasi dan perawatan fasilitas fisik. 

Di sisi lain, digitalisasi pendidikan juga menghadapi masalah yang signifikan. Kesenjangan antara infrastruktur dan akses merupakan masalah utama. Tidak semua wilayah memiliki akses internet yang memadai dan perangkat yang diperlukan, yang menciptakan jarak digital yang membedakan siapa yang memiliki akses dan siapa yang tidak. Kualitas konten dan platform pembelajaran digital merupakan masalah tambahan. Untuk memastikan bahwa konten yang disajikan relevan, akurat, dan berkualitas tinggi, harus ada aturan dan kurasi yang ketat. Selain itu, pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan diperlukan untuk meningkatkan keterampilan digital pada guru dan siswa. Lalu, faktor-faktor interaksi sosial dan psikologis juga harus dipertimbangkan karena kurangnya interaksi langsung juga dapat berdampak pada perkembangan sosial dan emosional siswa. Keamanan data dan privasi siswa di platform digital juga merupakan salah satu faktor yang terkadang sulit untuk dijamin. Terakhir, pembiayaan awal untuk pengembangan platform, konten, dan pelatihan yang sangat mahal juga merupakan sebuah masalah yang dihadapi dalam digitalisasi pendidikan. Pembelajaran tatap muka memang memiliki keunggulan dalam pembangunan karakter dan interaksi sosial dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Namun, pembelajaran digital merupakan suatu alternatif yang menjadikan proses pembelajaran lebih fleksibel dan dapat diakses.

Beberapa tindakan perlu diambil untuk mengatasi masalah dan memanfaatkan potensi pendidikan digital. Peningkatan infrastruktur internet yang merata di seluruh wilayah memerlukan investasi dari pemerintah dan pihak terkait. Selain itu, sangat penting untuk mengembangkan konten dan platform yang berkualitas tinggi dengan melibatkan ahli pendidikan, teknologi, dan konten. Pengembangan keterampilan digital untuk guru dan siswa harus menjadi prioritas utama. Selain itu, pemerintah harus menetapkan peraturan yang mendukung kemajuan pendidikan digital, seperti standar kualitas, keamanan data, dan aksesibilitas. Terakhir, kolaborasi dan kerja sama antara organisasi pemerintah, swasta, lembaga pendidikan, dan masyarakat sipil sangat penting.

Dengan demikian, pendidikan digital memiliki potensi besar untuk mengubah sistem pendidikan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Meskipun terdapat tantangan yang harus dihadapi, pendidikan digital dapat menjadi solusi untuk pendidikan yang lebih inklusif, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan zaman. Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi ini, partisipasi aktif dari segala pihak sangatlah penting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun