Sabtu 24 juli 2021, tepat 2 tahun 4 bulan sejak Mas Menteri (Bapak Nadiem Makarim/Menteri pendidikan) menerbitkan surat edaran tentang Study From Home, atau yang bisa kita kenal sebagai pembelajaran jarak jauh, online class, e-learning, virtual learning dan lain sebagainya. Hal tersebut tentunya menggiring perubahan yang besar pada desain dan sistem pendidikan di Indonesia, seperti digitalisasi pembelajaran. Digitalisasi pembelajaran dimasa pandemi memberikan tantangan yang besar, salah satunya kepada orang tua. Selain itu, Orang tua pula memiliki peran yang penting dalam menggerakan dan membimbing anak.
Dalam menggerakan dan membimbing anak disadari atau tidak, perubahan itu membangun revolusi mental pada orangtua dan guru. Sebuah keoptimisan bahwasannyan perubahan apapun yang terjadi orang tua tetap dapat mengantarkan anak-anak pada gerbang kesuksesan. Untuk mengantarkan anak-anak pada gerbang kesuksesan motivasi intrinsik orang tua sangatlah dibutuhkan untuk tetap stabil, bahkan meningkat. Sebab, motivasi intrinsik orang tua sangatlah berpengaruh pada Langkah-langkah yang diambil dalam membimbing dan menggerakan anak selama pembelajaran jauh.
Dalam membimbing dan menggerakan anak selama pembelajaran jauh terdapat beberapa tantangan pula bagi orang tua, bahkan tantangan yang tumpeng tindih salah satunya seperti kurangnya rasa percaya diri. Padahal percaya diri adalah hal yang penting bagi anak serta berpengaruh pada prestasi dan sikap percaya diri juga berperan besar terhadap kemampuan anak melihat dirinya sendiri. Selain itu, untuk mewujudkan hasil belajar dan perkembangan yang optimal. Dibutuhkan jalinan komunikasi dan kolaborasi guru dengan orang tua.
Oleh karena itu, penulis beserta tim berinisiasi menghadirkan sebuah Webinar Parenting, yang bertemakan “Peran Orang Tua sebagai Penggerak dan Pembimbing Anak dalam Digitalisasi Pembelajaran Masa Kini”. Webinar ini sebagai bentuk pendampingan kepada orang tua dan sarana berdiskusi terkait beberapa permasalah yang diangkat. Adapun, Kegiatan ini menghadirkan 2 pembicara yang dapat memberikan pandangan dari presepektif orangtua dan guru. Pembicara tersebut yaitu, Teh Annisa Anita Dewi dan Teh Wahyuni Rahmaningsih atau biasa dikenal dengan nama teh Ayung. Teh Annisa merupakan seorang guru di SD Laboratorium UPI Kampus Tasikmalaya dan seorang pegiat literasi. Sedangkan teh Ayung adalah seorang ibu rumah tangga, sekaligus pendiri rumah qur’an Al-kahfi, serta sastrawan kota Tasikmalaya. Kegiatan ini disambut hangat dan dengan antusias oleh orang tua. Hal tersebut dibuktikan peserta yang hadiri sampai 100 peserta melalui Google Zoom meeting dan 90 penonton siaran langsung pada kanal Youtube. Serta peserta yang antusias pada saat sesi diskusi.
Penulis beserta tim berharap melalui kegiatan ini dapat mengurangi hambatan-hambatan yang ada pada saat digitalisasi pendidikan. Serta, menguatkan peran orang tua sebagai pembimbing dan penggerak dalam digitalisasi pendidikan. Sehingga diproyeksikan terciptanya lingkungan belajar bagi anak, meningkatkan minat belajar pada orang tua dan anak, serta meningkatkan kesadaran bagi anak dan orang tua baik secara jangka pendek maupun jangka panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H