KENAIKAN CUKAI ROKOK, PETANI TEMBAKAU TERPURUK AKIBAT PENGURANGAN PRODUKSI ROKOK
Oleh
Amanda Ardita Amelia, Prodi Teknik Industri, FTI, Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA)
Dosen Pengampu: DR. Ira Alia Maerani (Dosen FH UNISSULA)
Merokok adalah kebiasaan sehari-hari dan kebutuhan yang tidak dapat dihindari bagi orang-orang dengan kecanduan tembakau. Tembakau adalah zat adiktif. Kecanduan tembakau berasal dari nikotin yang dikandungnya.Â
Dan putusan kebijakan pemerintah sekarang bahwa ada kenaikan cukai rokok, hal ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan pemerintah, kenaikan tarif produk tembakau akan membatasi konsumsi tembakau di kalangan anak muda Indonesia berusia 10 hingga 18 tahun.
Dampak harga tembakau terhadap perekonomian Indonesia menyimpulkan bahwa bahan baku tembakau memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian tembakau Indonesia. Pendapatan pajak rokok merupakan salah satu penyumbang pendapatan tertinggi negara karena itu pengusaha diharuskan membayar cukai.
Dengan adanya kewajiban membayar cukai, banyak beredar rokok illegal dimasyarakat. Rokok dikenakan cukai karena tembakau termasuk dalam kelompok komoditi dengan sifat dan karakteristik yang memerlukan pengawasan dari yang mengkonsumsinya.Â
Pengendalian dan penegakan hukum yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dengan disertai kerjasama yang baik dengan Dinas instansi terkait lainya dapat mencegah terjadinya peredaran rokok ilegal. Selain itu kesadaran masyarakat mengenai pengkonsumsian terhadap rokok yang legal juga dapat mencegah terhadap peredaran rokok yang ilegal dan pita cukai palsu.
Akibat tarif cukai yang tinggi selain berdampak pada konsumen yang lebih memilih rokok illegal, hal ini juga membuat perusahaan mengurangi produksi. Sehingga secara tidak langsung, mengurangi pembelian bahan baku. Padahal, 95 persen tembakau yang dihasilkan petani, untuk bahan baku rokok. Hal ini sangat berdampak bagi para petani tembakau yang kehilangan pembeli nya.
Apalagi kondisi saat ini sedang dalam situasi rentan, bahkan penuh ketidakpastian akibat isu resesi global yang akan melanda dibeberapa negara. Kondisi ini, tentu berakibat pada tidak stabilnya daya beli tembakau dari para petani.