Penggunaan pestisida alami dari bahan-bahan organik lebih ramah lingkungan dan dapat mengurangi risiko residu kimia yang terserap oleh tanaman maupun berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
Selain itu, dengan memanfaatkan bahan yang ada masyarakat dapat menghemat biaya serta mendapatkan hasil pertanian lebih aman. Pada pembuatan eco-enzym, kelompok menyediakan alat dan bahan untuk membuat eco-enzym berbahan dasar sampah organik seperti, buah-buahan maupun sayuran, gula merah dan air bersih.
Saat pelatihan pembuatan eco-enzym dan pestisida alami masyarakat merasa senang dengan program intervensi pelatihan tersebut karena programnya sangat bermanfaat untuk masyarakat desa.
 "Pelatihan pembuatan pestisida alami ini mudah untuk dipraktikkan sendiri di rumah, bahannya juga mudah didapat karena memanfaatkan kembali sampah organik seperti, kulit bawang jadi tidak perlu mengeluarkan uang untuk mengolahnya. Aku mau coba bikin pestisida alami sendiri lagi nanti di rumah untuk menyemprot tanaman." ungkap Ibu Lena, warga Desa Paku Alam RT 03.
Sementara, Ibu Rifkiyah warga Desa Paku Alam RT 03 mengatakan, pelatihan eco-enzym  mudah dilakukan walaupun harus didiamkan selama 3 bulan tetapi banyak manfaatnya.
"Aku mau mencobanya untuk digunakan sebagai pembersih lantai dan sabun cuci piring, sehingga tidak membeli lagi pembersih lantai dan sabun cuci piring." ucapnya.
Setelah kegiatan edukasi pengelolaan sampah, pelatihan pembuatan pestisida alami dan eco-enzym telah dilaksanakan, mahasiswa menyerahkan 20 buah tempat sampah kepada masyarakat.
Harapannya dengan adanya Program PEDULILOKA tersebut masyarakat Desa Paku Alam RT 03 mulai memiliki kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya dan mampu memberdayakan diri mereka sendiri untuk mengelola sampah dengan baik dan benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H