Pancasila telah menjadi dasar nilai bagi pengembangan IPTEK demi kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia. Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari budaya masyarakat harus berdasarkan nilai moral ketuhanan dan moral kemanusiaan yang adil dan beradab.
Dengan berkembangnya zaman dan juga IPTEK yang semakin lama semakin canggih dapat memberikan banyak dampak bagi kita. Salah satunya dapat kita lihat pada perkembangan IPTEK dalam bidang industri, seperti mesin pemeras tebu.
Pada hari senin, tepatnya pada 05 Desember 2022 kami melakukan wawancara dengan pedagang es tebu untuk bertanya-tanya dan menyaksikan sendiri cara kerja mesin pemeras tebu. Kami menemui Bapak Sumadi berumur 65 tahun, salah satu penjual es tebu pinggir jalan. Beliau telah menjual es tebu dan menggunakan mesin pemeras tebu sejak 5 tahun lalu. Bapak Sumadi menjual 1 bungkus es tebu seharga Rp2.500, dengan penghasilan perhari kisaran Rp50.000-60.000. Beliau berjualan mulai dari jam 09:00 hingga jam 15:00.
Cara kerja mesin pemeras tebu yaitu pertama-tama hidupkan mesin, lalu belah tebu menjadi 2 bagian secara horizontal. Kemudian masukan tebu kedalam mesin pemeras (hal tersebut diulangi hingga air tebu dalam batang dirasa sudah tidak ada). Air dari tebu tersebut diletakkan ke dalam wadah yang sudah disediakan. Proses terakhir menyaring air tebu, supaya tidak ada sisa dari ampas tebu.
Bapak Sumadi merasa diuntungkan dengan adanya mesin pemeras tebu, karena mesin ini dapat mempermudah pekerjaan Beliau. Yang sejak 5 tahun lalu hingga sekarang menjadi mata pencaharian utama Bapak Sumadi.
Dapat disimpulkan dengan berkembangnya IPTEK membuat segala sesuatu menjadi lebih mudah serta cepat. IPTEK juga akan membawa manusia ke arah yang lebih maju dan modern.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H