Mohon tunggu...
Fitria Amanda
Fitria Amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi : membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa Prabowo Ingin Sri Mulyani Kembali menjadi Menteri Keuangan?

21 November 2024   20:50 Diperbarui: 21 November 2024   21:03 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Menyanyikan lagu Indonesia Raya seusai pelantikan dalam Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024). (Sumber: BBC.com)

Sri Mulyani resmi dilantik menjadi Menteri Keuangan pada Kabinet Merah Putih di bawah pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden RI Prabowo-Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Senin (21/10).

Sri Mulyani kembali menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Merah Putih di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Ini adalah periode ketiganya sebagai Menteri Keuangan setelah sebelumnya menjabat di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan dua periode Presiden Joko Widodo.

Keputusan ini muncul setelah diskusi panjang antara Sri Mulyani dan Prabowo, termasuk mengenai prioritas pemerintahan. Sri Mulyani akan didukung oleh tiga wakil menteri: Thomas Djiwandono, Suahasil Nazara, dan Anggito Abimanyu. Langkah ini dianggap strategis oleh Prabowo untuk menjaga kepercayaan pasar dan stabilitas ekonomi.

Meskipun demikian, tantangan besar menanti, seperti target pertumbuhan ekonomi 8% dan warisan utang dari pemerintahan sebelumnya. Sri Mulyani diharapkan dapat menggunakan pengalamannya untuk merealisasikan visi pemerintahannya, namun keberhasilannya akan bergantung pada dukungan dari kementerian-kementerian lain dan reformasi struktural.

Keputusan Prabowo untuk kembali menunjuk Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan adalah langkah strategis guna menjaga stabilitas ekonomi di tengah tantangan besar, seperti utang negara dan pencapaian target pertumbuhan ekonomi yang ambisius. Pengalaman Sri Mulyani dalam mengelola anggaran serta membangun kepercayaan pasar memberikan harapan untuk keberlanjutan kebijakan ekonomi.

Namun, keberhasilan tidak semata-mata bergantung pada Sri Mulyani. Diperlukan sinergi yang erat dengan kementerian lain serta penerapan strategi anggaran yang realistis. Kompromi antara Prabowo dan Sri Mulyani menunjukkan pentingnya kerja sama, meskipun perbedaan pandangan harus dikelola dengan baik agar target ambisius dapat terwujud, bukan sekadar menjadi janji belaka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun