Mohon tunggu...
Amanda Maulidya Rahmasari
Amanda Maulidya Rahmasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Mahasiswa yang sedang memenuhi tugas-tugas kuliahnya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perilaku Self-Injury pada Anak Autisme dan Cara Mengatasinya

29 Mei 2024   23:48 Diperbarui: 29 Mei 2024   23:54 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Anak autis adalah anak yang mengalami hambatan dalam komunikasi, interaksi sosial dan perilaku berlebihan. Menurut DSM-V (diagnostic and statistical manual of mental disorders edisi kelima) anak dengan autism memiliki ciri-ciri, yaitu kurangnya kemampuan komunikasi, interaksi sosial, perilaku, minat, serta aktifitas berulang-ulang. 

Dalam hal perilaku, anak dengan autism sering memperihatkan perilaku stimming. Perilaku stimming pada anak autis merupakan  gerakan tubuh, mengeluarkan kata-kata atau kalimat dan menggerakan benda secara berulang yang disebabkan oleh ketuksesuaian perilaku yang ditunjukkan dengan rangsangan pada sensorinya. 

Beberapa bentuk perilaku stimming berupa bergoyang-goyang, mengepakkan tangan, suara atau kata yang berulang-ulang, serta perilaku menyakiti diri sendiri (self-injury) seperti memukul, membenturkan, menggigtit, mencubit, menarik rambut, menampar wajah atau kepalanya sendiri.

Perilaku menyakiti diri sendiri atau self-injury pada anak dengan autism tentu sangatkah berbahaya. Pada anak dengan autism perilaku self-injury juga dapat disebabkan oleh sulitnya anak untuk mengotrol emosi. Pengenalan macam-macam emosi perlu bagi anak dengan autism dengan harapan merekan dapat memahami emosi-emosi yang mereka alami seperti:

  • Rasa Senang adalah perasaan yang muncul ketika mendapatkan sebuah kebahagiaan. Emosi ini adalah sebuah emosi positif.
  • Rasa Takut adalah perasaan yang disebabkan oleh kekhawatiran akan bahaya yang terjadi secara mendadak dan tidak diduga, dan anak-anak hanya mempunyai kesempatan yang sedikit untuk menyesuaikan diri dengan situasi tersebut.
  • Rasa Marah adalah perasaan yang muncul ketika mendapatkan sesuatu tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pada umumnya, kemarahan disebabkan oleh berbagai halangan yang berasal dari orang lain atau akibat ketidakmampuan anak dalam menghadapi rintangan.
  • Rasa Sedih adalah sebuah emosi negatif yang ditandai dengan perasaan kecewa, putus asa, tidak tertarik, dan suasana hati yang buruk.
  • Rasa Cemburu adalah reaksi normal terhadap ancaman kehilangan kasih sayang. Cemburu disebabkan kemarahan yang menimbulkan sikap jengkel dan ditujukan kepada orang lain.
  • Rasa Kaget atau terkejut dapat dikategorikan sebagai emosi positif, emosi negatif, dan juga netral. Kondisi ini biasanya terjadi sangat singkat akibat sesuatu hal yang tidak terduga.

Cara mengatasi perilaku self-injury juga dapat dilakukan dengan strategi relaksasi untuk meredahkan emosi negative pada anak autis. Strategi relasasi yang dapat diajarkan kepada anak untuk menghadapi perasaan atau emosi negatif yang muncul, sebagai berikut:

  • Menarik napas dalam-dalam dan secara perlahan
  • Relaksasi  otot-otot
  • Mendengarka rekaman music relaksasi atau musik yang tenang
  • Menghitung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun