Pondok Pesantren Modern Zam-Zam Muhammadiyah Banyumas atau yang biasa dikenal dengan MBS (Muhammadiyah Boarding School) Zam-Zam turut mengisi stand pada Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke 48 di Surakarta, tepatnya di De Tjolomadoe.
Stand berisikan seputar informasi terkait penerimaan santri baru, pajangan hasil karya-karya santri, dan hal menarik lainnya seputar MBS Zam-Zam. Lantas, karya santri apasih yang paling menarik di mata muktamirin?
Santri, yang kaya akan kreatifitas tentu saja tidak pernah berhenti untuk menggali bakat-bakatnya. Terlebih apabila pesantren memberikan fasilitas yang menunjang untuk pengembangan bakatnya. Di mata masyarakat umum, santri hanya bisa berkarya layaknya kaligrafi dan lagu islami.
Namun, seiring berkembangnya teknologi membuat pesantren semakin memberikan fasilitas lebih untuk santrinya berkarya. Terlebih pesantren-pesantren modern milik Muhammadiyah seperti MBS Zam-Zam ini. “Yang paling menarik perhatian itu karya santri, ada kaligrafi, lukisan wayang, dan terlebih buku-buku karya santri” ucap Aldi, salah seorang ustadz di MBS Zam-Zam.
MBS Zam-Zam sampai saat ini memiliki kurang lebih 40 buku karya santri. Santri mulai aktif menulis pada tahun 2019 dan dibukukan pada tahun 2020. Buku pertamanya berjudul “Lentera Santri” yang berisikan puluhan karya cerpen dan puisi santri.
“Karya santri ini dikumpulkan lalu diseleksi oleh para asatidz yang sudah mahir” tutur Aldi. Pengumpulan dan penyeleksian karya santri ini bermula pada tahun 2019 dalam rangka memperingati hari pahlawan dan acara ini dipelopori oleh Pandi Yusron selaku kepala MBS Zam-Zam.
Buku karya santri MBS Zam-Zam ini murni tulisan mereka yang berisikan cerpen-cerpen seputar dunia pesantren, puisi, dan bahkan cerpen tentang pahlawan seperti menceritakan tentang kiprah KH. Ahmad Dahlan.
Berikut ada beberapa contoh buku karya santri, yang pertama ada buku dengan judul “Busan” karya Nirankara, kedua buku dengan judul “Chrois Knight” karya M. Rasyid. RA, lalu ada buku dengan judul “About Life” karya Tazkia Nafla dan Naura Khanza, kemudian ada buku dengan judul “3 Dara 3 Cerita” karya Tsamarah Kinasih dan Zahra Eimila, dan masih ada puluhan buku karya santri lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H