Mohon tunggu...
abdul manaf
abdul manaf Mohon Tunggu... -

menikmati hidup

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mimpi Jadi Schumacher

7 April 2010   02:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:57 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Berhubung termimpi-mimpi jadi pembalap formula satu, maka, mulailah Jumakir rajin ke warnet. Di jaman canggih informasi seperti sekarang ini, Jumakir bisa baca referensi komplit tentang balapan F1 di internet. Cukup rajin sowan ke Mbah Google, tanya-tanya tentang F1, Mbah Google akan setia tanpa mengeluh memberi petunjuk situs-situs mana yang harus dikunjungi untuk mendapatkan pengetahuan tentang segala sisik melik balapan formula-1 ini. Pengetahuan mulai dari jenis mobil dan mesin, bagaimana mengendarai, perlengkapan yang diperlukan pembalap apa saja, jenis-jenis tikungan di sirkuit-sirkuit seluruh dunia, bagaimana kombinasi rem dan akselerasi di tiap tikungan serta berapa G-force yang kira-kira akan membetot badan, jenis ban dan pada kondisi apa serta cuaca bagaimana jenis ban tertentu harus dipilih dsb. dll. etc.

Berhubung Jumakir benar-benar kranjingan tingkat tinggi, pengetahuan dan skill Jumakir lebih terhayati lagi ketika Jumakir rajin main game simulasi F1. Seolah-olah Jumakir adalah Michael Schumacher yang sedang membalap Ferrari di sirkuit Sepang atau sirkuit manapun di seluruh dunia dalam segala cuaca, lengkap dengan detail tikungan-tikungan serta pembalap-pembalap lain di belakang depan Jumakir. Dalam waktu beberapa bulan, berhubung Jumakir super rajin, Jumakir sudah jadi (seolah-olah) pakar F1.

Pengetahuannya sudah cukup untuk sekedar kasih komentar dan petunjuk-petunjuk untuk para penonton F1 di TV didampingi presenter yang bening. Bahkan...karena punya kemauan keras (dan nekad), Jumakirpun sudah bisa menerbitkan aneka buku kecil dan renyah tentang seluk-beluk F1. Cukup kutip dan translate dari link-link hasil wisikan Mbah Google. Para F1 mania kebanyakan akan riang gembira menyambut buku-buku itu. Buku-buku itu akan dikutip lagi di forum-forum obrolan F1.

Bahkan, dengan bertambahnya pengetahuan Jumakir akan seluk-beluk F1, Jumakir sudah bias menilai dan menyalah-nyalahkan tim ataupun pembalap yang sepanjang karirnya tidak pernah mencicipi naik podium.

Dalam waktu yang tidak terlalu lama, karena super rajin dan punya kemauan dan kenekatan yang keras, Jumakirpun merasa ilmunya akan segera mumpuni setara pengetahuan Michael Schumacher, Jean Todt dan Berny Ecclestone sekaligus! (Mau tahu siapa ketiga orang tadi? Tanya Mbah Google.)

Mulailah Jumakir jadi rujukan. Pada event-event ngobrol tentang F1 Jumakir selalu diundang dimintai opini. Penggemar Jumakir mulai banyak. Penjualan buku-buku kecil renyah Jumakirpun makin meningkat. Penggemar Jumakir mulai sering kongkow-kongkow nonton bareng F1 di rumah Jumakir. Tamu-tamu Jumakir makin banyak, rumahnya tidak muat lagi. Jumakir kepikiran akan membuat semacam aula di tanah kosong di sebelah rumahnya tempat para penggemarnya bisa berkumpul untuk mendengar sabda-sabda Jumakir tentang F1, tanah itu sudah dibeli dari hasil royalti buku-bukunya. Kepikiran juga untuk membuat papan nama di aula itu "Padepokan F1 Jumakir".

Obsesi Jumakir untuk jadi tokoh balap F1 tak terbatas dan rupanya…Jumakir beruntung pula. Jumakir memenangkan undian salah satu perusahaan nikotin yang hadiahnya adalah…ikut menumpang mobil F1 bersama Schumacher. Hari yang dinanti-nantipun tiba. Di sirkuit Sepang, Jumakir, setelah mempersiapkan fisik dan mental, duduk di kursi belakang mobil F1 2 kursi versi promosi. Start sudah dilakukan, Schummy tancap gas, Jumakir mulai keringat dingin dan pening-pening. Jalan didepannya terasa terasa menyempit berhubung tingginya kecepatan, Jumakir mulai menggigil ngeri. Pada tikungan pertama, terbetot tarikan gravitasi sekian G, pandangan Jumakir menjadi gelap, Jumakir kolaps, Jumakir pingsan.

(cerita di atas fiksi belaka dan tidak ada hubungannya dengan tokoh balap ataupun tokoh spiritual manapun)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun