Mohon tunggu...
Amalya Qurrataaini
Amalya Qurrataaini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam

Saya merupakan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menelisik Kegiatan Ngabuburit Zaman Dahulu

16 Desember 2024   09:17 Diperbarui: 16 Desember 2024   09:19 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bulan Ramadhan ialah salah satu bulan suci untuk seluruh umat Islam di seluruh dunia. Banyak sekali kegiatan yang dilakukan untuk menyambut bulan Ramadhan, seperti ziarah kubur, munggahan, dan lainnya. Namun, dari beberapa tradisi tersebut sudah ada yang mulai terlupakan karena zaman yang makin berubah dan salah satunya dipengaruhi oleh covid-19 di beberapa tahun sebelumnya.

Memasuki bulan Ramadhan ini terdapat fenomena yang dijadikan ciri khas Indonesia, yaitu kegiatan ngabuburit. Ngabuburit berasal dari Bahasa Sunda, menurut Kamus Bahasa Sunda yang diterbitkan oleh Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS), kata ngabuburit berasal dari kalimat "ngagalantung ngadagoan burit" artinya "bersantai sambil menunggu sore". Biasanya diisi oleh berbagai kegiatan untuk menunggu adzan maghrib berkumandang yang menandakan waktu untuk berbuka puasa.

Kegiatan tradisi ngabuburit zaman dahulu banyak lebih menarik dan meriah. Berikut beberapa ritradisi ngabuburit yang dilakukan:

Bermain di lapang dan Taman

 Anak-anak biasanya pergi ke tanah lapang untuk bermain permainan tradisional bersama-sama. Permainan tradisional yang biasanya dimainkan seperti bermain layang-layang, ngadu kaleci (kelereng), engklek, dan permainan tradisional lainnya. Anak-anak akan bermain hingga menjelang berbuka.

Tradisi ngabuburit bleguran

Bleguran ini berasal dari daerah Jakarta dan Jawa Barat. Bleguran merupakan permainan tradisional yang terbuat dari bambu atau bisa disebut meriam bambu. Permainan ini popular di tahun 70-an. Permainan ini juga ada perbedaan nama di setiap daerahnya. Ada yang menyebut bleguran, gombungan, atau meriam bambu saja. Bleguran ini juga dimainkan di tanah lapang. Suara yang dihasilkan dari meriam ini lumayan besar namun tidak menghasilkan ledakan yang berbahaya. Saat ini, tradisi bleguran sudah mulai terlupakan.

Ngabuburit ke pasar kaget

Banyak juga yang dari mereka yang pergi ngabuburit ke pasar kaget. Ketika bulan Ramadhan banyak yang mengadakan pasar kaget untuk mereka yang berjualan takjil khas dan sekedar untuk menjadikan tempat ngabuburit. Berburu takjil juga sudah menjadi tradisi untuk mereka menunggu waktu berbuka puasa.

Tradisi ngabuburit tidak hanya berputar pada aktivitas tradisi budaya saja namun ada juga tradisi keagamaan yang dilakukan. Salah satunya yaitu ada yang mengadakan ngaji bersama dari sore hari hingga mereka berbuka bersama yang diadakan di Masjid.

Beberapa manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan ngabuburit:

  1. Membangun tradisi atau budaya yang baik di kalangan Masyarakat
  2. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan persatuan, ngabuburit sering kali melibatkan kumpul bersama keluarga, teman, atau komunitas. Di beberapa tempat kegiatan ngabuburit menjadi ajang silaturahmi dan mempererat hubungan antarwarga. Banyak orang yang memanfaatkan waktu ngabuburit untuk saling berbagi makanan, mengobrol, atau beraktivitas bersama. Ini menciptakan ikatan sosial yang kuat dan memperkuat rasa persatuan di tengah masyarakat.
  3. Menghormati tradisi dan budaya lokal, ngabuburit merupakan bagian dari tradisi Ramadhan yang dilestarikan oleh masyarakat Sunda. Kegiatan ini menjaga nilai-nilai budaya dan kebiasaan yang sudah ada sejak lama. Misalnya, di beberapa daerah, ada yang mengadakan pasar Ramadhan yang menjual jajanan khas Sunda atau mengadakan kegiatan kesenian dan musik tradisional. Hal ini membantu generasi muda untuk memahami dan melestarikan warisan budaya mereka
  4. Kesempatan untuk beramal, ngabuburit juga menjadi waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan sosial. Banyak komunitas atau individu yang mengadakan kegiatan berbagi takjil kepada sesama, terutama bagi yang kurang mampu. Dengan berbagi makanan atau menyantuni orang lain, ngabuburit menjadi bentuk amal yang memberikan manfaat kepada orang lain, sekaligus mempertebal rasa kepedulian sosial dalam masyarakat.
  5. Menumbuhkan rasa syukur dan kesadaran, proses menunggu waktu berbuka puasa selama ngabuburit memberi kesempatan bagi umat Islam untuk merenung, berdoa, dan memperdalam keimanan. Selain itu, ini juga mengajarkan kesabaran, disiplin, dan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun