Mohon tunggu...
Inovasi

Produksi Radionuklid/Radioisotop

24 Juni 2016   07:42 Diperbarui: 24 Juni 2016   08:04 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biasanya radioisotop yang digunakan untuk pencitraan yaitu radioisotop yang memiliki waktu paruh pendek untuk meminimalisir dosis radiasi pasien. Peluruhan energi radiasi suatu radioisotop dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

A(t)= A(0) e^(-t(ln⁡(2)/T_(1/2) ))


Waktu paruh radioisotop disimbolkan dengan T1/2, A adalah energi radiasi (satuan curie (Ci) atau sievet (Sv)). Dengan demikian maka radioisotop yang paling baik untuk pencitraan adalah radioisotop dengan waktu paruh pendek. Pembentukan radioisotop dapat terjadi apabila atom stabil dibenturkan dengan sub inti partikel seperti neutron, proton, partikel alpha.

Ada dua metode utama dalam pembentukan radioisotop:

1. Memasukkan senyawa target  ke dalam reaktor nuklir

Reaksi yang umum terjadi  (_^235)U+  n → (_^236)U ̇

Peluruhan yang secara spontan dari reaksi fisi nuklir dikontrol dengan reaksi berantai yang menghasilkan banyak proton, neutron dan partikel alpha. Hasil yang berbeda dari suatu reaksi berbeda dapat dimodifikasi sesuai dengan radioisotop yang diinginkan dari senyawa target yang stabil. 

a. (n,γ):   (_Z^A)X+n →(_Z^(A+1))X ̇  →   (_Z^(A+1))X+γ

b. (n,p):   (_Z^A)X+n →(_Z-1^A)Y+p

Jika nomor proton berubah maka elemen yang dihasilkan juga akan berubah. Dengan penambahan neutron, bahan aktif cenderung berada diatas garis stabilitas, dan menghasilkan peluruhan  emisi elektron. Meskipun dalam fluks neutron tinggi, tidak menjamin semua target teraktivasi. hanya sebagian kecil target yang teraktivasi sekitar 1:106-109.Untuk produksi radioisotop dari reaktor nuklir biasanya elemen tidak berubah sehingga sulit untuk mendapatkan produk bebas pengemban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun