Belum lama kemarin saya dan anak anak kampus dapet tugas dari matakuliah psikologi sosial tentang penelitian fenomena di sekitar untuk di analisis menggunakanteori dalam psikologi sosial.
Sering kali kita lihat segerombolan pemuda yang membawa gitar dan bernyanyi aliran roker. Mengamen demi mendapatkan uang jajan dengan gaya ala ala kaum indian dan dandanan rambut yang Mohawk juga baju yang dominan hitam beserta dengan aksesoris andalannya berupa rantai –rantai. Gaya mereka yang seperti itu kadang membuat banyak orang masyarakat sekitar takut akan keberadaan mereka. Masyarakat takut sebab dengan gaya mereka yang seperti itu memberikan kesan yang seram dan arogan.
Komunitas punk kini ada dimana saja tak terkecuali di kota gudeg ini. dua tahun yang lalu komunitas ini banyak berkembang di kota jogja ini namun kini sedikit berkurang komunitas mereka entah kenapa. Komunitas punk dijogja ini banyak di temukan disekitaran kilometer nol Yogyakarta.
Tidak menyangka dan tidak menduga saat kita melakukan observasi dengan bertanya-tanya atau mewawancarainya mereka sangatlah bersahabat dan bersedia diwawancarai tanpa meminta sedikit imbalanpun dari kita. Dan dari wawancara itu mendapat banyak sekali informasi dan ilmu yang kita dapatkan.
Komunitas anak punk di Yogyakarta ini kebanyakan dari mereka menjadi anggota punk karena terjadi masalah dalam keluarga mereka, atau biasa di sebut broken home. Mereka mencari kebebasan didalam komunitas itu. Dan dengan adanya solidaritas yang tinggi di komunitas punk ini membuat mereka bertambah nyaman berada di komunitas punk ini.
Kini jarang lagi terdengar adanya komunitas –komunitas punk dijogja ini. ini disebabkan karena komunitas punk ini saat ini sedang sibuk berkarir dan berkarya untuk menunjukkan pada masyarakat bahwa komunitas punk disini juga memiliki banyak prestasi yang membanggakan dimasyarakat. Bahkan salah satu anggota punk yang kita tanyai, ber inisial H dia mempunyai pekerjaan yang ellite yaitu sebagai artis bioskop trans tv pada saat itu. Inilah beberapa potong hasil wawancara disertai analisis teori motivasi.
Seorang anak punk berinisial H menjadi anggota komunitas punk dikarenakan termotivasi oleh pencarian jati diri dan juga kebebasan, namun ia mengaku saat awal menjadi anggota punk tidak pernah sekalipun terlintas akan fikiran kebebasan yang bersifat anarkisme.
Namun ada pula anggota punk di Yogyakarta yang termotivasi menjadi anggota punk kebanyakan karena faktor perpecahan keluarga (Broken Home) dan mencari kebebasan.
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh H selama menjadi anggota komunitas punk sepertihalnya ngamen, kegiatan ngamen ini dilakukan karena ia termotivasi untuk mendapatkan uang jajan rokok dari hasil kerjakerasnya sendiri (kemandirian). Kegiatan lain yang ia lakukan adalah ngeband dan nyamblon, ini ia lakukan karena termotivasi untuk mengajarkan anak punk lain kemandirian. Dan prestasi yang membanggakan dari H ini adalah ia menjadi salah satu actor bioskoptrans TV, dan ia melakukan itu karena termotivasi untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa anak punk sekalipun dapat pula menuai prestasi dan tidak hanya bermalas-malasan.
Menurut penjelasan dari H ia berpakaian dan berpenampilan seperti itu karena termotivasi untuk menjukkan jatidiri mereka terhadapa masyarakat. Dan juga H berpendapat bahwa komunitas punk tidak akan melakukan anarkisme jika tidak diganggu, itu karena termotivasi untuk didalam ia menjaga diri dan disamping itu semua mereka pun sadar akan konsekwensi yang mereka harus terima.
Kelompok punk ini juga memperlihatkan sisi kekerasan dan mengerikan karena termotivasi untuk mendukung penampilannya. Anak punk berinisial H ini mengaku masih tetap aktif di dalama anggota punk karena termotivasi untuk membangun kerasnya kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H