Penolak Rumah sakit dengan alasan :"IGD penuh",atau apapun penuh bagi warga miskin dan kondisi ini menurut saya bukan jamannya jokowi ta sudah berlangsung lama,tapi sudah berlangsung lama.
baru ada korban jiwa dan disorot media semua baru terbuka, coba tidak begini tentuanya akan terus berlanjut.
Pada Minggu sore warga saya bernama "ANLI"warga yang tidak mampu sakit paru-paru/TBC dan muntah darah kalau batuk, sangat memprihatinkan, dia setelah mendapat pengobatan di Rs.Karantina ternyata mendapat rujukan ke RS.Persahabatan disurat itu tertulis "Tidak dijamin KSJ". saya sempat heran kenapa warga DKI tidak dijamin,??? ada apa???lalu karena rujukan itu saya harus bawa, akhirnya si warga ini saya bawa dengan Ambulance ke RS.Persahabatan.
Setelah sesamapinya di RS.Persahabatan Jakarta Timur.
saya masuk bersama kakanya dan korban tetap di Ambulan, sempat di tolak, dengan alasan "PENUH", memang penuh tapi Nyawa lebih berarti, karena korban hampir sekarat..terjadilah saya,kakanya dan petugas dr.jaga adu debat agar korban minimal diperiksa, dan slaya tawarkan empat tidurnya dari ambulan kami.
hampir 1 jam lebih si korban di ambulan tanpa tersentuh tim medis, dan akhirnya saya sms pa jokowi melalui ajudanya yang saya peroleh di MODIS bersama Jokowi.
Alhamdulillah tersambung dan beliau menjawab pada pukul 20:18 :"Baru saya tlp kan kadis kesehatan ditungu"lalu saya balas :"makasih pakasihan warga saya"
beberapa menit kemudian..akhirnya warga saya disuruh masuk meskipun memakai tempat tidur dari ambulance"
dan baru ditangani oleh beberapa dokter.dan sekarang masuk di perawatan kamar Asoka. teri,a kasih pa jokowi.
Dari kejadian ini, betapa pelayanan Rs. Pemerintah harus diaudit ulang agar pelayanan secara kemanusiaan, alat-alat pelayanan, dan juga pergantian biaya Rs ke Pemda dipermudah, sehingga tidak ada lagi tunggakan PEMDA ke RS.
dan yang lebih penting lagi agar di SETIAP RUMAH SAKIT disediakan Pengaduan Langsung Masyarakat yang diadakan dari pihak INdependen, sehingga RS. tersebut tidak macam-macam.