#harem (hari serem) no.1
Harem atau hari serem, merupakan kumpulan kisahku melalui hari-hari yang dapat dibilang serem atau horor.
Kisahku yang aku ceritakan ini adalah salah satu kisah di masa kecilku yang masih teringat jelas
Kisah yang terjadi dirumah masa kecilku, sekitar tahun 1992 an.
Ibuk adalah bidan di desa Gumukmas Kabupaten Jember. Ketika diangkat PNS dan ditempatkan di desa Gumukmas, ibuk beruntung karena kepala desa menawarkan untuk tinggal di rumah kosong yang sebenarnya rumah dinas kepala desa. Bapak dan ibuk langsung menyetujui dan memulai kehidupan sebagai pasangan muda sekaligus menjalankan tugas.
Beberapa tahun kemudian, Pemda Jember membuat bangunan baru di sebelah rumah. Bangunan baru difungsikan sebagai rumah dinas bidan yang disebut pustu dan rumah sebelumnya difungsikan penuh sebagai rumah tinggal. Gambaran rumah seperti dibawah.
Rumah dinas terletak dipojokan pertigaan. Pertigaan ini agak unik karena tidak sepenuhnya berbentuk T, ada bagian jalan yang menikung tajam sehingga kecelakaan pun sering terjadi dan banyak korban yang meninggal. Jika terjadi kecelakaan, korban segera dibawa ke pustu untuk mendapatkan pertolongan pertama dari ibuk. Nah, pada malam harinya rumah kami serasa horor, hawanya tidak enak dan gagang pintu gerak sendiri. Karena saking seringnya, lama-lama kami membiasakan diri dan tetep kerasan aja.
Dirumah, juga sering ditemukan ular dan karena saking takutnya, ibuk membunuh ular-ular itu menggunakan bambu. Aku yang masih kecil saat itu pun, diajari oleh ibuk cara membunuh ular dengan cepat.
Sebagai bidan desa, yang di masa itu jumlah bidan sangat sedikit, membuat ibuk sangat sibuk dan membutuhkan bantuan ART. Beberapa kali ART dirumah berganti-ganti hingga suatu hari Ibuk mengenalkan dengan Mbok Yah, ART baru. Mbok Yah berperawakan tinggi, kurus dan berkulit kuning.
Mbok Yah ini, orangnya cekatan dan menurutku agak bawel dan sering berdebat denganku, karena mungkin kami sama-sama bawel (hehe)
Rumah tinggal kami terdiri dari 2 kamar saja, kamar pertama untuk ortu dan adik sedangkan kamar kedua untukku dan ART, namun tempat tidur kami berbeda dan berjarak cukup dekat.
Suatu hari, aku dan Mbok Yah tidak saling sapa setelah kami berdebat. Aku memilih untuk diam meskipun ucapan Mbok Yah sangat mengganggu.
Kebiasaan dirumah jika jam tidur adalah semua lampu dimatikan kecuali lampu teras dan lampu dekat jendela, sehingga masih ada seikit cahaya yang masuk ke kamar kami.
Kumatikan lampu dan mencoba untuk tidur, namun sulit sekali kupejamkan mata karena dihati masih sangat jengkel dengan ucapan dan perilaku Mbok Yah.
Lalu aku coba melihat Mbok Yah tidur, dan betapa terkejutnya aku, meskipun gelap bisa ku lihat ada sesuatu di perut mbok Yah, ku pandangi terus untuk memastikan, ternyata benda itu melingkar, ada kepala, badannya nampak bermotif, dan bergerak membelit perut Mbok Yah. Aku takut sekali, takut Mbok Yah meninggal namun aku juga takut keluar kamar dan memanggil ortu karena perasaanku dan pengalamanku mengatakan diluar kamar juga sama seremnya. Aku coba bersembunyi didalam selimut sambil berdoa. Tiba-tiba aku terbangun, ternyata sudah pagi.
Beberapa waktu kemudian, Mbok Yah memilih untuk berhenti dan pulang dengan alasan keluarga.
Akhirnya aku tidur sendiri di kamar dan tidak ada kisah horor lagi di kamar itu. Namun, kisah-kisah horor selanjutnya terjadi di ruang tivi.
Terimakasih telah membaca kisah #harem ku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H