Mohon tunggu...
Amaliya Nur Hazizah
Amaliya Nur Hazizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Lambung Mangkurat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implikasi Pendidikan Multikultural Sebagai Upaya Meningkatkan Kesadaran Persatuan Indonesia

23 Juni 2024   23:47 Diperbarui: 24 Juni 2024   00:12 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Keberagaman masyarakat Indonesia dapat dilihat dari keberagaman suku, budaya, dan bahasa yang dimilikinya. Terdapat sekitar 300 suku bangsa yang mendiami 13.677 pulau di kepulauan Nusantara, dengan lebih dari 250 bahasa yang berbeda-beda. Menurut Susetyo , terdapat sekitar 17.000 pulau dari Sabang hingga Merauke yang dihuni oleh berbagai suku etnis (Muta'allim et al., 2022).

James A. Banks menyatakan bahwa pendidikan multikultural adalah konsep, ide, falsafah, atau rangkaian kepercayaan yang mengakui pentingnya keragaman budaya dan etnis dalam membentuk perilaku kehidupan, pengalaman sosial, identitas pribadi, serta kesempatan pendidikan bagi individu, kelompok, maupun negara. Pendidikan multikultural dengan sungguh-sungguh memperhatikan latar belakang peserta didik, termasuk keragaman suku (etnis), ras, agama (aliran kepercayaan), dan budaya (kultural). Pendidikan ini bertujuan untuk merespon perubahan demografi dan kultural dalam masyarakat tertentu dan dunia secara keseluruhan. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan sikap toleransi, saling pengertian, dan keterbukaan, serta sikap dan nilai penting lainnya yang mendukung harmoni sosial dan perdamaian(Vanesia et al., 2023).

Indonesia memiliki keberagaman yang sangat luas. Kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia mencerminkan keragaman dalam berbagai aspek, termasuk suku, etnis, bahasa, fraksi politik, dan agama. Meskipun demikian, keberagaman tersebut disatukan oleh ideologi yang sama, yaitu Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Konsep ini bukan sekadar slogan yang sering diucapkan oleh masyarakat Indonesia, melainkan sebuah prinsip yang menginginkan adanya persatuan di Indonesia. Seperti yang dinyatakan dalam Pancasila, "persatuan dikembangkan atas dasar Bhinneka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan bangsa." Di Indonesia, perbedaan yang signifikan sudah lama ada dan sudah menjadi hal yang biasa (Maulidan & Darmawan, 2024).  

Pendidikan berbasis multikulturalisme adalah suatu keharusan, dan jika tidak segera diterapkan, dapat berujung pada bencana. Pendidikan multikultural merupakan "conditio sine qua non." Dahulu, keberagaman merupakan kekayaan bangsa yang paling dibanggakan, dibangun atas dasar tujuan dan kepentingan bersama, yaitu kemerdekaan Indonesia. Namun, saat ini keberagaman sering dilihat sebagai perbedaan yang semakin tajam dan dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk memenuhi ambisi dan kepentingan pribadi atau golongan mereka. Hal ini memicu konflik horizontal yang menyebabkan keterpurukan bangsa Indonesia, dengan kerusuhan terjadi di berbagai tempat. Di Kalimantan Barat, konflik etnis mengakibatkan banyak korban jiwa. Di Ambon dan Poso, terjadi konflik antaragama yang hampir membawa bangsa ini ke jurang kehancuran. Di Papua, perang antarsuku yang sering terjadi menelan banyak korban jiwa dan dianggap sebagai tradisi untuk mempertahankan gengsi dan prestise (Kuswaya Wihardit, 2010).

Pendidikan multikultural perlu diberikan kepada masyarakat Indonesia untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya menjaga kerukunan. Pemahaman multikultural harus dijaga agar manfaat ilmu multikultural dapat diajarkan kepada orang lain lebih dari sekadar menghargai perbedaan (Rasyid, Raffli, Aditya, Ramadhani, & Qiran, 2024). Maka dari itu pendidikan multicultural ini sangat penting di Indonesia karena keberagaman suku, bangsa, agama, dan ras yang dimiliki negara ini membuatnya rentan terhadap perpecahan. Dalam konteks pluralitas ini, pendidikan memainkan peran penting dengan beberapa manfaat signifikan, seperti mengakui, menghargai, dan memahami keberagaman budaya, agama, dan nilai-nilai masyarakat. Melalui pendidikan multikultural, individu dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang keberagaman tersebut. Selain itu, pendidikan ini memungkinkan individu untuk memperluas wawasan dan perspektif mereka dengan mempelajari latar belakang dan pengalaman hidup orang lain(Maulidan & Darmawan, 2024).  

Pembahasan

Pendidikan Multikultural

Multikulturalisme adalah konsep yang berkaitan dengan pembudayaan, hal itu dikarenakan proses pendidikan merupakan proses pembudayaan, maka dari itu masyarakat multikultural dapat dibentuk melalui proses Pendidikan (Ningsih, Mayasari, & Ruswandi, 2022). Pendidikan multikultural merupakan sebuah perspektif yang mengakui realitas politik, sosial, dan ekonomi yang dialami oleh setiap individu dalam interaksi mereka dengan orang lain yang berasal dari berbagai latar belakang budaya. Perspektif ini menekankan pentingnya budaya, ras, seksualitas dan gender, agama, status sosial, ekonomi, serta semua aspek yang berkaitan dengan Pendidikan (Ningsih et al., 2022).

Pendidikan multikultural adalah proses pendidikan yang diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran di lingkungan sekolah, yang memandang perbedaan sebagai sesuatu yang wajar. Dengan demikian, peserta didik menjadi terbiasa dan tidak mempermasalahkan perbedaan saat berinteraksi dan berteman, tanpa memperhatikan latar belakang suku bangsa, agama, atau adat istiadat. Pendidikan multikultural sangat penting bagi peserta didik, agar mereka dapat memahami dan menerima perbedaan budaya sebagai sesuatu yang tak terhindarkan. Keberagaman budaya ini mempengaruhi perilaku, pola pikir, dan sikap manusia yang beragam (Nugraha, Ruswandi, & Erihadiana, 2020).

Salah satu tujuan pendidikan multikultural adalah untuk menanamkan pemahaman bahwa perbedaan antar sesama manusia merupakan kondisi yang alami. Pendidikan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran akan keanekaragaman, kesetaraan, kemanusiaan, keadilan, dan nilai-nilai demokrasi yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi berbagai masalah sosial saat ini. Selain itu, pendidikan multikultural juga berupaya menumbuhkan paradigma baru di masa depan yang mengakui perbedaan dan meningkatkan rasa nasionalisme demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun