Mohon tunggu...
amalina faza
amalina faza Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Misogini Online?

1 Februari 2019   23:19 Diperbarui: 2 Februari 2019   00:14 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akun Indonesia Tanpa pacarana adalah sebuah akun yang sempat hangat diperbincangkan oleh masyarakat online, khususnya di twitter mengenai konten-konten yang seringkali erat dengan stereotype perempuan yang dianggap hanya bisa menjadi ibu rumah tangga. Akun ini sendiri awalnya dibuat dengan tujuan menjauhkan pemuda pemudi Indonesia dari perbuatan zina, yaitu pacarana. Namun tujuan baik ini diangap melenceng karena lama kelamaan kontennya dianggap menyudutkan pihak perempuan.

Disamping ajakan menolak pacarana, akun ini justru menonjolkan anjuran nikah muda. Hal ini tentulah menimbulkan pro dan kontra yang semakin banyak. Lagi-lagi, perempuan seolah-olah dijadikan objek yang diharuskan untuk menikah muda karena dapat membangkitkan nafsu laki-laki. Hal ini terlihat dari pemilihan kalimat-kalimat maupun diksi yang terdapat dalam unggahannya.

Akun ini menjadi perdebatan diantara berbagai kalangan. Kalangan feminis tentunya sangat menentang konten yang disajikan oleh akun ini, namun beberapa menganggap akun ini memiliki tujuan baik dan tidak ada salahnya mengunggah foto yang behubungan dengan menikah muda.

Dari sudut pandang media, akun ini dapat disebut sebagai efek dari adanya internet. Munculnya akun-akun semacam ini menyediakan ruang bagi masyarakat untuk melakukan misogini. Misogini sendiri merupakan kebencian terhadap perempuan yang dapat diwujudkan melalui berbagai hal. Perempuan terus menerus dianggap sebagai objek yang dapat disalahkan atas laki-laki. Baik dalam hal kekerasan, ucapan yang merendahkan, dan juga pelecehan terhadap perempuan. Misogini online sendiri sangat banyak dilakukan oleh pria bahkan wanita yang berlindung dibalik nama 'anonim'. Ya, perkembangan internet yang menyediakan ruang bagi masyarakat untuk berpendapat secara anonym berimbas pada naiknya tingkat misogini online ini. banyak orang yang melakukan ujaran kebencian dengan bebas karena merasa aman Namanya telah disembunyikan.

Akun ini memang tidak terang-terangan menunjukkan sisi misoginina. Tapi komentar-komentar yang ada disetiap postingan ternyata dapat memicu pertengkaran antar warganet yang berbeda pendapat. Namun ada sisi positif yang dapat diambl dari akun ini, yakni Mengenai anonym, Indonesia Tanpa Pacaran berbeda dengan yang lain, mereka menyebutkan siapa saja penulis konten yang bertanggung jawab. 

Bahkan, jika membuka akun Instagram para penulis konten, dapat ditemui unggahan yang bernada sama dengan unggahan-unggahan di akun Indonesia Tanpa Pacaran. Seputar poligami, nikah muda, dan bagaimana perempuan sangat dirugikan jika mereka memiliki hubungan romatis dengan lawan jenis. Bahkan beberapa kali menyinggung bahwa generasi yang akan datang akan rusak karena perempuan saat ini sudah mulai banyak yang rusak, dan ini diakibatkan oleh pacaran. Beberapa label yang diberikan tersirat secara halus dan memerlukan ketelitian untuk melihat maknanya lebih lanjut lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun