Mohon tunggu...
Amalina Fatimah
Amalina Fatimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Prodi Pendidikan Khusus

Saya merupakan mahasiswa Pendidikan Khusus yang sangat tertarik dengan isu-isu pendidikan dan memiliki minat dalam bidang pendidikan khususnya untuk anak berkebutuhan khusus.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Orang Tua dalam Pengembangan Bakat dan Kreativitas Anak

22 Desember 2023   00:00 Diperbarui: 1 Januari 2024   17:11 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sekolahmuridmerdeka.id

Orang tua perlu dengan teliti mengamati apa yang diminati oleh anak untuk menentukan pengembangan bakat dan kreativitasnya. Contohnya, ketika anak senang menyanyi atau bersenandun ria ketika melakukan berbagai aktivitas, ornag tua dapat memfasilitasi kegemaran tersebut dengan memberikan tape recorder/memperdengarkan berbagai tipe music kepada anak. Hal tersebut merupakan sebuah dukungan dan dorongan untuk pengembangan bakat dan kreativitas anak. Orang tua juga dapat memberikan feedback kepada anak. Bukan hanya sekedar pujian, tetapi juga sebagai umpan balik terkait apa yang masih perlu dikembangkan pada anak.

3. Merangsang Daya Pikir dan Problem Solving Anak. 

Pada point ini, orang tua diminta untuk merangsang atau menantang anak menyelesaikan sebuah masalah. Dapat dilakukan dengan mengajak diskusi sederhana, meminta anak menyelesaikan menyelesaikan suatu permainan bersama dengan orang tuanya, dan masih banyak hal-hal lainnya yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam merangsang daya pikir anak.

4. Memberikan kesempatan kepada Anak untuk Berpikir, Berkhayal, Menentukan dan Mengambil Keputusan. 

Biarkan anak bermain, menggambar, membuat bentuk atau warna yang menurut orang dewasa mungkin tidak sesuai, tidak logis, ataupun tidak realistik. Jangan terlalu banyak memberikan larangan pada anak, mendikte, atau membatasi anak dalam mengekspresikan kreativitasnya. Berikan kebebasan, kesempatan, dorongan dan pujian ketika anak mau mencoba suatu hal baru selama hal tersebut tidak membahayakan dirinya. 

Begitu pula dalam hal menentukan dan mengambil keputusan, Jangan batasi anak untuk menentukan pilihan sesuai keinginan orang tuanya. Sebab, ketika anak tidak terbiasa memilih dan terbiasa "dipilihkan" dalam menentukan suatu hal, maka anak akan tumbuh menjadi orang yang tidak berani mengambil resiko dalam mengambil keputudan sendiri. Dengan memberi anak kesempatan untuk membuat keputusan sendiri, mereka dapat mempelajari risiko, penyebab, dan konsekuensi dari keputusan mereka, dan kemudian belajar bagaimana memecahkan masalah tanpa bergantung pada bantuan orang lain ketika masalah itu muncul. Jika keputusan anak bertolak belakang dengan harapan orang tua, orang tua bisa berdisukusi Bersama anak agar dapat menemukan solusi terbaik untuk semua.

Beberapa faktor yang dapat menjadi salah satu penghambat dalam pengembangan bakat dan kreativitas anak, diantaranya adalah:

  • Kurang adanya kerjasama dan saling percaya antara anggota keluarga
  • Orang Tua yang Otoriter dan Tidak Terbuka terhadap Ide-Ide Anak.
  • Ketidaknyamanan dalam Lingkungan Keluarga
  • Kurang Ada Dukungan untuk Mewujudkan Gagasan-Gagasan, dan
  • Orang tua yang konservatif dan Over Protektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun