Mohon tunggu...
Amalina Diananda Safira
Amalina Diananda Safira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa Universitas Negeri Surabaya jurusan Bimbingan dan Konseling. Saya merupakan individu yang tertarik dengan isu kesehatan mental dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Komunikasi Efektif: Percaya Diri dan Bangun Kepercayaan Dengan Orang Lain

2 Januari 2025   20:40 Diperbarui: 3 Januari 2025   08:49 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

            Komunikasi adalah proses bertukar pesan atau informasi antara 2 orang atau lebih. Komunikasi  sangatlah  penting  bagi  kehidupan  manusia.   Manusia   membutuhkan   dan   senantiasa   berusaha    membuka    serta    menjalin    komunikasi    atau  hubungan  dengan  sesamanya.  Selain  itu,  ada  sejumlah   kebutuhan   di   dalam   diri   manusia   yang   hanya   dapat   dipuaskan   lewat   komunikasi   dengan   sesamanya.  Komunikasi  menjadi  titik  awal  manusia  untuk  berinteraksi  dengan  manusia  lainnya.  Melalui  komunikasi    kebutuhan    manusia    akan    tercapai.    Oleh  karena  itu,  penting  bagi  kita  menjadi  terampil  berkomunikasi.     Terampil     menyatakan     pikiran,     gagasan,   ide,   dan   perasaan.   Terampil   menangkap   informasi-informasi  yang  didapat,  dan  terampil  pula  menyampaikan informasi-informasi yang diterimanya. Setiap   komunikasi   yang   dilakukan,   tentunya   diharapkan  menghasilkan  sesuatu  yang  bermanfaat  bagi siapa saja yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Komunikasi  akan  berjalan  dengan  dinamis,  apabila  disertai   adanya   suatu   reaksi   dari   pihak   penerima   pesan.  Reaksi  ini  menandakan  bahwa  pesan  yang  disampaikan  mendapatkan  tanggapan.  Di  lingkungan  sekolah  siswa  bisa  saja  sulit  untuk  mengungkapkan  apa yang dinginkan kepada orang lain. Siswa kesulitan untuk menangkap dan menerima pesan dari orang lain. Tanpa itu dibutuhkan keterampilan komunikasi seperti yang   diungkapkan   Hakim   (2005:5)   menyatakan   bahwa ciri-ciri orang yang percaya diri salah satunya adalah mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di  berbagai  situasi.  Berdasarkan beragam definisi komunikasi terse-but di atas diketahui komunikasi adalah suatu proses interaksi  yang  didalamnya  terdapat  maksud  saling  melengkapi,   memperbaiki,   dan   memahami   persoalan persoalan  yang  dialami  oleh  personil  terlibat  dalam  komunikasi  tersebut.  Dengan  demikian  dapat-lah dipahami bahwa komunikasi tidak sekedar media penyampaian  pesan  belaka  (yang  mungkin  mengun-tungkan salah satu pihak saja) melainkan lebih kepada jalinan antar personal (pribadi) antar pihak-pihak yang terlibat di dalamnya

Percaya diri adalah modal dasar seorang manusia dalam    memenuhi    berbagai    kebutuhan    sendiri.    Seseorang  mempunyai  kebutuhan  untuk  kebebasan  berpikir  dan  berperasaan  sehingga  seseorang  yang  mempunyai  kebebasan  berfikir  dan  berperasaan akan  tumbuh  menjadi  manusia  dengan  rasa  percaya  diri.  Salah  satu  langkah  pertama  dan  utama  dalam  membangun rasa percaya diri dengan memahami dan meyakini  bahwa  setiap  manusia  memiliki  kelebihan  dan  kelemahan  masing-masing.  Kelebihan  yang  ada  di  dalam  diri  seseorang  harus  dikembangkan  dan  dimanfaatkan bagi orang lain. Percaya    diri    merupakan    salah    satu    aspek    kepribadian  yang  sangat  penting  dalam  kehidupan  manusia.   Orang   yang   percaya   diri   yakin   atas   kemampuan     mereka     sendiri     serta     memiliki     pengharapan  yang  realistis,  bahkan  ketika  harapan  mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan  dapat  menerimanya.  Percaya  diri  adalah  modal  dasar  seorang  manusia  dalam  memenuhi  berbagai  kebutuhan  sendiri.  Seseorang  mempunyai  kebutuhan  untuk  kebebasan  berpikir  dan  berperasaan  sehingga  seseorang  yang  mempunyai  kebebasan  berfikir  dan berperasaan  akan  tumbuh  menjadi  manusia  dengan  rasa  percaya  diri.  Salah  satu  langkah  pertama  dan  utama  dalam  membangun  rasa  percaya  diri  dengan  memahami   dan   meyakini   bahwa   setiap   manusia   memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.Kepercayaan diri merupakan dasar dari motivasi diri untuk berhasil. Agar termotivasi seseorang harus percaya diri. Seseorang yang mendapatkan ketenangan dan   kepercayaan   diri   haruslah   menginginkan   dan   termotivasi  dirinya.  Banyak  orang  yang  mengalami  kekurangan   tetapi   bangkit   melampaui   kekurangan   sehingga    benar-benar    mengalahkan    kemalangan    dengan  mempunyai  kepercayaan  diri  dan  motivasi  untuk   terus   tumbuh   mengubah   masalah   menjadi   tantangan.Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu    tersebut    dimana    ia    merasa    memiliki    kompetensi,  yakin,  mampu,  dan  percaya  bahwa  dia  bisa   karena   didukung   oleh   pengalaman,   potensi   aktual,  prestasi  serta  harapan  yang  realisitk  terhadap  diri sendiri. Goleman (2005: 42) menambahkan bahwa "percaya  diri  adalah  kesadaran  yang  kuat  tentang  harga dan kemampuan diri".Kepercayaan    diri    akan    sangat    membantu    seseorang  dalam  berbagai  aktivitas.  Perilaku  gugup,  pemalu,  serta  cemas  berlebihan  akan  memberikan  kesan buruk pada orang lain. Rasa tidak percaya diri seseorang akan tercermin dari cara berdiri, bersalaman, menatap,  dan  lain-lain.  Oleh  karena  itu  kepercayaan  diri  sangat  penting  keberadaanya.  "Kepercayaan  diri  adalah  keyakinan  seseorang  untuk  menaklukan  rasa takutnya   dalam   berbagai   situasi"   (Wibowo,2007:   105). Dalam berkomunikasi kebanyakan dari kita tidak langsung percaya dengan orang lain. Hal ini bisa diakibatkan karena hubungan yang belum terbangun satu sama lain. Membangun hubungan dalam komunikasi tentu penting agar antara komunikator dan komunikan memiliki rasa kepercayaan terhadap satu sama lain sehingga hubungan kepercayaan akan terjalin. Kepercayaan bukan suatu hal yang dapat dibangun dengan sekejap mata, melainkan melalui sebuah kebiasaan yang konsisten dalam hubungan interaksi. Berikut ini adalah hal hal yang harus diperhatikan dalam membangun hubungan kepercayaan melalui komunikasi:

  • Berikan informasi yang jujur dan terpercaya

Terkadang, seseorang sangat mudah untuk mendapatkan informasi lalu menyebarluaskan tanpa mengetahui lebih dalam informasi yang dibagikan. Tentunya, hal ini jika terjadi terus berkelanjutan, akan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap orang yang memberikan informasi. Sekalipun informasi yang diberikan itu benar adanya, masyarakat tidak akan percaya kembali. Dalam hal ini, membangun kepercayaan kepada orang lain sangat penting. Ketika kita mendapatkan informasi yang nantinya akan disampaikan kepada masyarakat, hendaknya kita mencari tahu kebenaran informasi tersebut dengan cara kritis terhadap informasi, tidak mudah terpengaruh dengan kalimat atau situasi setempat, serta mencerna informasi dengan baik. Dalam penyampaian informasi, hendaknya kita juga menyampaikan informasi sebenar benarnya tanpa mengurangi atau menambahi dengan menyertakan bukti yang relevan agar orang lain dapat percaya dengan informasi yang kita berikan. Ketika orang lain sudah percaya dengan diri kita, tentunya komunikasi akan lebih efektif dan berjalan lancer

  • Berikan empati dalam komunikasi

Baik komunikator maupun komunikan hendaknya memberikan sikap empati dalam berkomunikasi agar penyampaian pesan dapat efektif. Bentuk empati seorang komunikator dapat dilihat dari cara komunikator tersebut menyampaikan informasi. Seperti contoh, apabila informasi yang disampaikan merupakan informasi yang menyedihkan, maka komunikator hendaknya menyampaikan dengan nada yang pelan, serta mendalami ekspresi sesuai dengan informasi yang akan disampaikan. Di sisi lain, sebagai komunikan ketika kita diberikan informasi yang menyedihkan, hendaknya kita juga menunjukkan ekspresi yang serupa. Dalam hal ini, komunikan tentunya tidak hanya sebagai pendengar saja. Namun, komunikan dapat juga memeberikan tanggapan komunikator dengan perasaan empati yang sesuai. Apabila terjadi ketidaksesuaian antara perasaan dan ekspresi ketika menerima informasi dalam berkomunikasi, tentunya akan menimbulkan rasa ketidakpercayaan satu sama lain.

  • Konsistensi antara perkataan dan perbuatan

Konsistensi dapat diartikan sebagai kestabilan atau keselarasan. Dalam koteks ini, konsistensi berarti persamaan antara perkataan dan perbuatan dalam komunikasi. Untuk membangun hubungan kepercayaan, sebaiknya sebagai komunikator, kita juga harus fokus pada diri sendiri. Ketidaksesuaian antara informasi yang kita sampaikan dengan perbuatan yang kita lakukan tentu akan membuat rusaknya kepercayaan orang lain terhadap diri kita. Maka dari itu, sebelum kita menyampaikan informasi, akan lebih baik jika kita bercermin pada diri sendiri terlebih dahulu untuk memastikan jika perbuatan dan perkataan yang kita ucapkan sudah sesuai. Dalam hal ini, kita berfokus pada reputasi yang kita miliki. Reputasi ini penting karena apabila kita memiliki reputasi yang baik di mata orang lain, tentunya kita akan dengan mudah membangun hubungan kepercayaan karena orang lain akan menilai kita sebagai orang yang dapat dipercaya. Begitupun sebaliknya, apabila kita memiliki reputasi yang buruk, akan sulit untuk membangun hubungan kepercayaan dengan orang lain.

  • Berikan tanggapan yang konstruktif terhadap lawan bicara

Dalam berkomunikasi, tentunya terjadi kegiatan saling memberikan tanggapan satu sama lain. Untuk membangun hubungan kepercayaan yang baik, sebaiknya kita juga menunjukkan tanggapan yang baik dan sesuai pula. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menanggapi atau memberikan tanggapan antara lain adalah pahami dengan betul maksud dari informasi yang diterima. Selanjutnya, dalam memberikan tanggapan baik berupa kritik ataupun saran, hendaknya menggunakan bahasa yang sopan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman satu sama lain. Selain itu, dalam proses memberikan tanggapan, kita harus fokus pada solusi, bukan menyalahkan. Artinya, tanggapan yang disampaikan tidak boleh terlalu bertele tele. https://bk.fip.unesa.ac.id/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun