Saat ini, Indonesia sudah siap untuk memasuki era green mobility. Era green mobility ini dialui dengan adanya pengembangan ekosistem kendaraan berlistrik yang merupakan kendaraan ramah lingkungan dengan didampingi oleh kemajuan teknologi.
Pengembangan kendaraan listrik ini dimulai pada saat pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 yang berlangsung pada tanggal 10-11 Mei 2023.Â
Pada pertemuan tersebut, para pemimpin negara ASEAN menyepakati adanya kerja sama dan kolaborasi untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik dikarenakan kendaraan ramah lingkungan tersebut akan berdampak dalam mengurangi polusi udara dan menurunkan emisi gas rumah kaca yang merupakan salah satu komitmen Indonesia.
Selain manfaat dari ramah lingkungan, pemerintah dalam menekankan kendaraan listrik pun bertujuan untuk memperhitungakan standar keselamatan atau risiko kebakaran, mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) dan peningkatan efesiensi dan konservasi energi sektor transportasi.
Menurut Direktorat Jendral Ketenagalistrikan, bahwa mobil listrik jauh lebih efisien daripada mobil yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM). Penghematan biaya dari mobil listrik mencapai 50% sedangkan mobil listrik menempuh jarak 100KM membutuhkan daya 20 kWh atau setara Rp32.000 dan mobil BBM menempuh jarak 100KM membutuhkan 10 Liter atau setara Rp85.000.
Tantangan yang dihadapi dalam kendaraan listrik ditutupi oleh adanya kerja sama ini, diantaranya adalah peningkatan infrastruktur dan fasilitas pengisian ulang baterai; spesifikasi produk dan sumber daya; dan bagaimana mengatasi dan mengelola limbah dari baterai.Â
Oleh karena itu, dengan adanya kerja sama ini diharapkan dapat membantu menyelesaikan tantangan tersebut dan menjadikan negara-negara ASEAN sebagai pusat produksi global industri kendaraan listrik untuk mendukung ekonomi yang berkelanjutan.
Pengaruhnya Terhadap Ekonomi Indonesia
Presiden Indonesia, Joko Widodo, terus mendorong percepatan penggunaan kendaraan listrik melalui kebijakan Peraturan Presiden tentang percepatan pengembangan kendaraan bermotor listrik atau mobil listrik sebagai landasan bagi pelaku industri otomotif di Indonesia.Â
Dengan adanya pengembangan kendaraan listrik ini sebenarnya dapat berpotensi terhadap pertumbuhan perekonomian di Indonesia, karena dapat dikatakan bahwa 60% komponen kendaraan listrik terbesar berada di baterai.
Bahan baku baterai berasal dari nikel. Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, dengan hal tersebut dapat diproduksi menjadi baterai yang akan digunakan untuk kendaraan listrik. Saat ini, banyak investor publik atau swasta dari luar negeri yang berinvestasi di pertambangan nikel Indonesia.