Mohon tunggu...
Amalia Winny Rahmanissa
Amalia Winny Rahmanissa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Halo! Perkenalkan nama saya Amalia Winny Rahmanissa biasa dipanggil Winny

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menelusuri Jejak Memori Kolektif untuk Memahami Masa Kini dan Masa Depan

4 Januari 2025   18:00 Diperbarui: 4 Januari 2025   13:20 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di tengah hiruk-pikuk dunia yang terus berkembang dengan kecepatan luar biasa, sering kali kita lupa untuk berhenti sejenak dan menilai kembali perjalanan yang telah kita lalui. Dunia politik, ekonomi, dan sosial budaya seolah bergerak begitu cepat, meninggalkan kita dengan pertanyaan besar tentang apa yang telah berubah, dan apa yang tetap bertahan. Pada titik ini, kita seharusnya kembali mengingat, untuk merenungkan jejak-jejak yang telah ditinggalkan oleh masa lalu, serta bagaimana memori kolektif bangsa ini berperan dalam membentuk pandangan kita terhadap masa kini dan masa depan.

Isu-isu politik yang berkembang saat ini sering kali mengingatkan saya pada perdebatan-perdebatan yang pernah terjadi di masa lalu. Tentu saja, konteksnya bisa berbeda, tetapi esensinya tetap sama: perbedaan pandangan yang sering kali berujung pada polarisasi yang tajam. Sebagai bangsa, kita memiliki sejarah panjang tentang bagaimana politik bisa mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari---baik dalam hal kebijakan pemerintah, hak-hak sipil, maupun hubungan internasional. Namun, dalam memandang isu politik masa kini, saya merasa penting untuk mengingatkan diri kita semua bahwa masa lalu sering kali memiliki pelajaran berharga yang dapat dijadikan dasar untuk memahami bagaimana kita bisa lebih bijaksana dalam mengambil keputusan di masa depan.

Politik, dengan segala kekuatannya, tak jarang menciptakan ketegangan sosial. Tetapi jika kita belajar dari sejarah, kita dapat melihat bahwa banyak pergerakan sosial yang lahir dari ketidakpuasan terhadap ketidakadilan yang terjadi. Di sinilah peran memori kolektif menjadi begitu penting. Kita perlu menghargai peristiwa-peristiwa bersejarah yang pernah kita lewati, karena mereka memberi kita pemahaman tentang bagaimana bangsa ini terbentuk, serta bagaimana kita harus menjaga prinsip-prinsip keadilan dan kemanusiaan di tengah gejolak politik masa kini.

Tidak hanya dalam ranah politik, ekonomi juga merupakan isu yang tidak kalah penting. Dunia ekonomi global kini mengalami perubahan besar, baik dengan hadirnya teknologi baru maupun tantangan-tantangan yang ditimbulkan oleh ketimpangan sosial. Saya teringat saat masih kecil, betapa sederhana dan terjangkaunya kehidupan pada masa itu. Perubahan ekonomi yang pesat memberikan kita gambaran yang sangat jelas tentang perbedaan antara masa lalu dan masa kini. Ketimpangan yang terjadi dalam distribusi kekayaan, serta ketidakmerataan akses terhadap sumber daya ekonomi, merupakan tantangan besar bagi masyarakat kita. Namun, ketika kita menengok kembali pada masa-masa sulit yang pernah kita alami, kita juga dapat menemukan keberanian kolektif yang membuat kita terus bertahan, bahkan bangkit dari krisis.

Fenomena ini mengajarkan kita bahwa ekonomi tidak hanya tentang angka atau teori abstrak, tetapi tentang kehidupan nyata yang mempengaruhi kita semua. Dalam konteks ini, kita harus belajar untuk tidak hanya fokus pada statistik dan kebijakan ekonomi semata, tetapi juga pada dampak sosial yang ditimbulkannya. Ekonomi adalah tentang memberi kesempatan kepada setiap individu untuk berkembang, dan ini hanya bisa tercapai jika kita memiliki komitmen untuk menciptakan sistem yang lebih adil dan inklusif. Ingatan kolektif tentang perjuangan masa lalu dapat menjadi dorongan untuk mencapai perubahan positif di masa depan.

Begitu pula dalam ranah sosial budaya, kita sering kali lupa bahwa perubahan sosial tidak hanya diukur dari kemajuan teknologi atau tingkat modernitas suatu masyarakat. Justru, nilai-nilai budaya yang terus berkembang merupakan cermin dari bagaimana kita menghadapi perubahan. Saya menyaksikan betapa budaya lokal dan tradisi yang ada sering kali terpinggirkan seiring dengan globalisasi. Namun, dalam perjalanan hidup saya, saya juga menyaksikan bagaimana budaya lokal bangkit kembali, dengan dimulai dari kesadaran akan pentingnya menjaga identitas dan warisan budaya.

Fenomena ini menunjukkan bahwa meskipun dunia semakin terhubung, kita tetap memiliki akar budaya yang sangat penting dalam membentuk siapa kita dan bagaimana kita melihat dunia. Memori kolektif bangsa, yang tercermin dalam cerita-cerita rakyat, adat istiadat, dan tradisi-tradisi lama, menjadi penanda betapa kuatnya jalinan antara masa lalu dan masa kini. Dengan menjaga dan merayakan kekayaan budaya ini, kita juga mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan dengan lebih bijak dan sadar.

Dalam perjalanan panjang kita sebagai bangsa, kita pasti akan terus menghadapi tantangan baru. Namun, jika kita mampu memanfaatkan memori kolektif kita sebagai alat untuk memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi, serta sebagai jembatan untuk menjembatani masa lalu, kini, dan masa depan, kita akan mampu bertahan dan terus berkembang. Mengenang sejarah bukan hanya tentang mengingat, tetapi juga tentang belajar, meresapi nilai-nilai yang telah membentuk bangsa ini, dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi yang akan datang. Maka, penting untuk kita menjaga hubungan dengan masa lalu, agar kita bisa lebih siap menyongsong masa depan yang penuh harapan.

DAFTAR PUSTAKA

Resmanti, M., & Kurniawan, B. (2024). MEMORI KOLEKTIF KEISLAMAN MASYARAKAT MELAYU DAN WACANA ANTIKOLONIAL DALAM SYAIR ARDAN W. 262 (Islamic Collective Memory of Malay Society and Anticolonial Discourse in Syair Ardan W. 262). Kandai, 20(1), 121-133.

Mulyadi, M. S., & Putra, C. R. W. (2020). Transmisi memori peristiwa 1965 dalam novel pulang dan amba. Jurnal Aksara, 33(1), 71-82.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun