Mohon tunggu...
Amalia Tri Hapsari
Amalia Tri Hapsari Mohon Tunggu... -

Management of Islam Indonesia University

Selanjutnya

Tutup

Money

Kegagalan Dalam Bisnis Bukanlah Akhir

1 Januari 2014   10:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:17 1115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Saya adalah seorang mahasiswa yang baru saja memulai pendidikan Strata satu di Universitas Islam Indonesia.Pada hari Rabu tanggal 9 oktober 2013 lalu saya mengikuti mata kuliah Bisnis dan Kewirausahaan.

Pada pertemuan tersebut, materi yang dibahas adalah tentang Wirausaha. Kemudian timbul pertanyaan menarik dari seorang mahasiswa tentang bagaimana dan apa yang harus kita lakukan jika kita mengalami kegagalan dalam suatu bisnis atau usaha yang kita tekuni.

Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang dan cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah terciptanya usaha baru yang dibentuk dengan penuh risiko atau ketidakpastian. Sedangkan wirausahawan adalah seorang yang menciptakan usaha baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian, demi mencapai keuntungan dan kepuasan diri dengan cara mengidentifikasi peluang, dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk mendirikannya.

Kemudian setelah materi-materi tentang kewirausahaan selesai dibahas dan sesi pertanyaan dibuka, muncul pertanyaan menarik dari salah satu mahasiswa tentang bagaimana dan apa yang harus dilakukan jika kita mengalami kegagalan dalam suatu bisnis atau usaha yang kita tekuni.

Kemudian dosen kami menjawab, yang pertama, jangan menyerah, teruslah bergerak, jangan putus asa dan terpaku pada kegagalan kita, cobalah bisnis yang baru meskipun kita tidak punya modal lagi sedikitpun. Jika kita memiliki kemauan maka akan ada banyak jalan untuk mencapainya. Yang kedua, berpikirlah atau tanamkanlah dalam pikiran kita bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan kita, jadi kita pasti bisa menghadapai permasalahan tersebut.

Yang ketiga, berpikirlah bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kalau kaum itu sendiri tidak mau mengubahnya. Jadi teruslah berusah

Salah satu contohnya, seperti pengusaha besar yang namanya sudah tidak asing lagi di telinga kita yaitu, Chairul Tanjung. Chairul Tanjung pun pernah mengalami beberapa kegagalan dalam bisnisnya, salah satunya adalah kegagalan saat pertama kali menjalankan usaha di luar kampusnya. Saat itu Chairul Tanjung menjual alat kedokteran gigi dengan mengusung nama CV Abadi Medical & Dental Supply. Catatan keuangan perusahaannya menunjukkan jauh lebih besar pasak dari pada tiang karena kebiasaannya membiarkan teman-temannya memesan makan dan minum di warung padang sebelah tokonya dan kasbon atas nama tokonya. Toko itu pun ditutup.

Dari kejadian ini ada hal yang menarik yang dikemukakan oleh Chairul Tanjung bahwa, “Menghadapi kegagalan pertama bangkrutnya usaha formal di luar kampus, apakah kemudian membuat saya kalut, takut, takluk, tunduk? Ah, sama sekali tidak. Layar sudah kadung terbentang, pantang pulang jika tiada ombak menghantam menghancurkan seluruh lambung lantas menenggelamkan. Saya masih memiliki kegigihan, kedisiplinan, dan tanggung jawab untuk meneruskan usaha yang gagal tersebut.” (Chairul Tanjung Si Anak Singkong hal. 61.)

Dari jawaban dosen saya dan semangat tak kenal menyerah Chairul Tanjung dalam menghadapi kegagalan bisnis yang pernah di alaminya tersebut, saya jadi termotivasi dan berpikir bahwa kegagalan dalam suatu bisnis bukanlah akhir dari segala-galanya tetapi merupakan motivasi yang menjadi batu loncatan kita untuk terus bergerak maju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun