Universitas Muhammadiyah Sidoarjo atau yang dikenal dengan julukan (Umsida) hingga saat ini terus berkiprah nyata dalam menjalankan pengabdian masyarakat. Dalam program ini Umsida tidak hanya menerjunkan para dosen untuk membimbing kegiatan tersebut, melainkan Umsida juga menerjunkan para mahasiswanya untuk turut serta melalui program  Kuliah Kerja Nyata Pencerahan (KKN-P) yang bertempatkan di berbagai daerah. Kiprah nyata kelompok 6 di desa Kebonwaris ini dibuktikan dengan kegiatan demonstrasi pembuatan Gincu Bunda.
Pada Kamis (09/02/2023) kelompok 6 KKN-P Umsida mengundang Bu Retno Palupi selaku pemilik Gincu Bunda untuk mengenalkan serta mendemonstrasikan bagaimana pembuatan Gincu Bunda. Nah, kira-kira apa si yang dimaksud dengan Gincu Bunda ?
Gincu Bunda adalah jenis produk minuman yang dikembangkan oleh Bu Retno Palupi dan terus berkiprah hingga saat ini. Ternyata, terciptanya Gincu Bunda bukan suatu kebetulan loh, minuman ini mempunyai arti dan sejarah yang menarik. Awal mula terciptanya minuman ini ketika Desa Kebonwaris terkena wabah demam berdarah yang kemudian terdengar berita bahwa batang sereh dan lidah buaya dapat mengusir nyamuk Dangue sehingga masyarakatpun berbondong-bondong untuk menanam sereh.Â
Selain arti dan sejarah yang menarik, bahan-bahan yang digunakan untuk Gincu Bunda juga mengandung banyak manfaat. Bahan yang digunakan diantaranya, kayu secang (menjaga kesehatan mata), daun jeruk (menjaga stamina laki-laki), pala (penenang ketika sulit tidur), kapulaga (menjaga kadar kolesterol, bermanfaat untuk penderita diabetes, stroke dan menghilang bau mulut), jahe (meningkatkan imunitas), kayu manis, cengkeh, gula atau bisa menggunakan gula diet bagi penderita diabetes. Gincu Bunda berjalan dari tahun 2016 hingga sekarang dan diangkat menjadi salah satu icon Desa Kebonwaris.
(Mar'ati Amalia R. dan Nela Septiana)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H