Mohon tunggu...
Rizqi Amalia
Rizqi Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Bhineka Tunggal Ika : Membangun Persatuan dalam Keberagaman

2 Januari 2025   20:00 Diperbarui: 2 Januari 2025   19:52 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keberagaman. Dengan lebih dari 17.000 pulau, ratusan suku, dan berbagai agama serta budaya, Indonesia adalah contoh nyata dari masyarakat multikultural. Dalam konteks ini, semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" menjadi sangat relevan. Frasa yang berarti "berbeda-beda tetapi tetap satu" ini bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi merupakan prinsip yang mendasari kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Bhinneka Tunggal Ika berasal dari kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular yang ditulis pada abad ke-14. Dalam karya tersebut, Mpu Tantular menekankan pentingnya toleransi dan persatuan di tengah perbedaan. Semboyan ini kemudian diadopsi sebagai motto negara dan tertulis pada lambang negara Garuda Pancasila, menggarisbawahi komitmen Indonesia untuk menghargai keberagaman sambil tetap bersatu.

Makna dari Bhinneka Tunggal Ika sangat dalam dan luas. Ini mencerminkan pengakuan akan adanya perbedaan dalam masyarakat Indonesia, baik dalam hal suku, bahasa, agama, maupun budaya. Namun, meskipun ada perbedaan tersebut, semua elemen masyarakat diharapkan untuk bersatu dalam satu tujuan: kemajuan dan kesejahteraan bangsa.

Dalam kehidupan sehari-hari, prinsip Bhinneka Tunggal Ika mendorong masyarakat untuk saling menghormati dan memahami satu sama lain. Hal ini sangat penting untuk menciptakan harmoni sosial di tengah keberagaman yang ada. Misalnya, dalam konteks perayaan hari besar keagamaan, masyarakat dari berbagai latar belakang seringkali saling mengunjungi dan merayakan bersama sebagai bentuk penghormatan terhadap perbedaan.

Meskipun semboyan ini sangat kuat, tantangan dalam mengimplementasikannya tetap ada. Isu-isu seperti intoleransi, diskriminasi, dan konflik antaragama masih terjadi di beberapa daerah. Oleh karena itu, perlu adanya upaya bersama dari pemerintah, masyarakat sipil, dan individu untuk terus mempromosikan nilai-nilai toleransi dan saling menghormati.

Pendidikan memiliki peranan penting dalam menanamkan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika kepada generasi muda. Melalui kurikulum pendidikan yang mengedepankan pendidikan karakter dan wawasan kebangsaan, anak-anak dapat diajarkan untuk menghargai perbedaan dan memahami pentingnya persatuan. Kegiatan seperti pertukaran pelajar antar daerah juga dapat membantu membangun rasa saling pengertian.

Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya sekadar semboyan; ia adalah landasan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan perubahan zaman, penting bagi kita untuk terus mengingat makna dari semboyan ini dan berkomitmen untuk menjaga persatuan dalam keberagaman. Dengan demikian, Indonesia dapat terus maju sebagai bangsa yang kuat dan harmonis, di mana setiap individu merasa dihargai dan memiliki tempat di dalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun