Menjelang penghujung tahun 2022, Indonesia dikejutkan dengan Sri Mulyani yang memproyeksikan bahwa dunia akan masuk ke dalam jurang resesi ekonomi di 2023. Salah satu hal yang menjadi faktor dari resesi ekonomi ini bisa dilihat dari angka manufaktur dunia yang trennya terus melambat. Lantas dengan berita dunia memasuki jurang resesi ini, masyarakat pasti akan bertanya-tanya apa yang dibutuhkan untuk bisa melewati masa krisis ini. Apakah Indonesia mampu bertahan melewati krisis ekonomi di 2023, sama seperti Indonesia yang berhasil melewati krisis ekonomi di 1998?
Istilah resesi mungkin masih terdengar asing dibeberapa kalangan. Singkatnya, resesi merupakan keadaan dimana pertumbuhan ekonomi mengalami minus atau penurunan selama dua kuartal berturut-turut atau lebih. Dikutip dari press conference pada Senin (26/9), suku bunga acuan bank sentral di beberapa negara yang jumlahnya meningkat juga menjadi dasar dari prediksi Sri Mulyani terhadap resesi ekonomi 2023. Bank Dunia pun turut menyuarakan prediksi resesi 2023 dengan melihat tekanan inflasi dari laporan Global Economic Porspect June 2022 (GEP). Bank Dunia mengemukakan bahwa masih banyak negara yang pertumbuhan ekonominya tidak sebanding dengan inflasi tinggi yang sedang terjadi. Berikut tanda-tanda dibalik prediksi resesi ekonomi yang dikemukakan oleh Kementerian Keuangan Indonesia:
1.Menguatnya Dolar Amerika Serikat
2.Turunnya aktivitas Purchasing Managers Index (PMI) secara global
3.Pasar saham menurun
Namun, bagaimana sebenarnya kesiapan Indonesia menghadapi resesi ekonomi 2023? Berita baiknya, Sri Mulyani menyampaikan bahwa potensi Indonesia untuk mengalami resesi ekonomi pada tahun 2023 masih kecil. Penulis sendiri percaya bahwa Indonesia mampu menghadapi jurang resesi, mengapa demikian? Jawaban simpelnya, Negara kita mampu melewati resesi ekonomi yang terjadi di 1998. Mengapa saya menggunakan situasi krisis ekonomi Indonesia di tahun 1998? Sebab, seperti yang kita ketahui, tahun 1998 merupakan masa kelam untuk kehidupan ekonomi di Indonesia. Dimulai dari nilai rupiah yang rendah (terhittung pada 22 Januari 1998, nilai rupiah terhadap AS sampai ke angka Rp17.000/dollar), utang luar negeri yang membengkak (per Maret 1998 mencapai angka 138 miliar dollar AS), perusahaan bangkrut dan PHK dimana-mana, tingkat ekspor yang menurun, dan praktik KKN yang merajalela. Walaupun dengan perjuangan yang berat, Indonesia terbukti mampu keluar dari krisis ekonomi tersebut, salah satunya dengan bantuan dari pemimpin legowo yang mampu menyelamatkan persatuan dan demokrasi di Indonesia (Pak Habibie).
Melihat pemerintahan Indonesia di tahun 2022 ini, saya pun percaya bahwa kita akan jauh lebih siap untuk menghadapi resesi, terlebih tren ekonomi Indonesia pada saat ini masih menunjukkan tren yang cukup baik. Indonesia merupakan salah satu dari negara-negara G20 yang aktivitas manufaktur mesinnya mengalami peningkatan 24% di bulan Agustus 2022. Berdasarkan laporan dari Kementerian Keuangan RI pun, hingga Agustus 2022, pendapat negara mencapai Rp1.764,4 triliun atau 77.9% dari proyeksi yang direncanakan. Hal ini mampu menjadi safety net bagi Indonesia dalam menghadapi resesi global di tahun depan.
Untuk antisipasi resesi ekonomi global di 2023, Pemerintah menurut saya lebih cocok untuk menggunakan pendekatan ekonomi politik keynesian yang menjelaskan bahwa pemerintah harus melakukan intervensi untuk memoderasi fluktuasi siklus ekonomi, baik dengan cara mengubah pengeluaran atau pajak. Perubahan tersebut diharapkan mampu mempengaruhi output agregat dan juga inflasi. Beberapa kebijakan yang telah dilakukan pemerintah bisa dilihat dari APBN 2023 yang telah dirancang sedemikian rupa untuk membangkitkan optimisme menjelang resesi global. Menjelang 2023, Pemerintah harus lebih berhati-hati dengan pengeluaran mereka, untuk out diharapkan APBN mampu menjaga daya beli masyarakat, menekan jumlah defisit APBN dibawah 3%, dan mampu mengelola agar utang luar negeri bisa tetap diawasi. Untuk itu, kebijakan bantuan sosial dan BLT yang diberikan oleh Pemerintah terhadap masyarakat tidak mampu merupakan langkah yang tepat untuk dipertahankan.
Yustinus Prastowo, selaku Stafsus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis pun menjelaskan salah satu rencana mereka untuk APBN 2023 adalah untuk mengalokasikan subsidi BBM ntuk belanja-belanja yang lebih produktif, misalnya untuk belanja perlindungan sosial agar SDM di Indonesia semakin meningkat dan pembangunan infrastruktur kesehatan dan digital. Pemerintah pun akan memperkuat kegiatan ekspor di Indonesia dengan memberikan insentif perpajakan dan pemberian modal bagi para pelaku UMKM di Indonesia. Strategi ini juga dilakukan guna memperkuat ekonomi domistik dan menguatkan penggunaan produk-produk lokal. Selain melalui APBN, pemerintah pun akan mengantisipasi resesi global dengan memperkuat koordinasi antara otoritas fiskal dan moneter.
Mendukung argumen saya bahwa Indonesia mampu melewati resesi ekonomi 2023, IMF pun menyatakan bahwa pertumbuhkan ekonomi Indonesia di 2023 akan lebih tinggi di bandingkan ngara lain, dimana Indonesia akan mengalami pertumbuhan ekonomi sebanyak 5%. Pertumbuhan ekonomi ini bisa terjadi dikarenakan tingginya harga komoditas dan permintaan eksternal yang menguat. Untuk itu, kita sebagi warga Indonesia tidak perlu risau menghadapi resesi global. Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengontrol keuangan kita:
1.Mulai mempelajari mengenai investasi, apalagi di masa ini, akses untuk edukasi mengenai investasi semakin mudah untuk didapatkan.
2.Menjaga agar pengeluaran tetap stabil dan usahakan tidak membeli hal-hal yang sekiranya belum dibutuhkan
3.Mencari penghasilan tambahan melalui platform-platform yang tersedia
4.Menyiapkan dana darurat
Dengan demikian, warga Indonesia tidak perlu khawatir dengan pemberitaan resesi di 2023. Dapat dipastikan, pemerintah Indonesia telah mempersiapkan rencana demi rencana agar kita tetap berdiri tegak ditengah negara-negara besar mengalami krisis ekonomi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H