Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan Sumber Daya Alamnya, mulai dari Flora (Tumbuhan) serta Fauna(Hewan) ,oleh sebab itu di Indonesia ini banyak menghasilkan bahan mentah yang dibutuhkan oleh Manusia, Kelapa Sawit contohnya . Kelapa sawit bisa dijadikan sebagai campuran Bahan bakar , minyak goreng dsb. jadi selama 10 tahun terakhir ini Indonesia telah menjadi salah satu negara terbesar yang mengekspor Kelapa sawitnya untuk Uni Eropa , pada tahun 2010, Indonesia telah mengekspor lebih dari $15,5 miliar produk yang terkait industri Minyak kelapa sawit. Salah satu yang menjadi faktor kelapa sawit diIndonesia banyak dikonsumsi dunia salah satunya yaitu, Uni Eropa membutuhkan minyak kelapa sawit untuk bahan bakar dari diesel yang dimanfaatkan oleh uni eropa untuk Pembangkit listriknya karena dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar diesel biasa. (Dr.Axe, 2012).
Jadi,Kemungkinan Penyebab Uni Eropa berhenti menerima ekspor minyak kelapa sawit dari Indonesia adalah  :
1. Indonesia masih belum memenuhi standart produk / standar produksi yang ditetapkan Uni Eropa
2. Parlemen Uni Eropa mengeluarkan resolusi soal Minyak Kelapa Sawit dan pelarangan Biodiesel berbasis sawit karena dinilai masih menciptakan banyak maslah dari Deforestasi,Korupsi,Pekerja Anak,hingga Pelanggaran HAM.
3. Uni Eropa mengatasi Dampak produksi Minyak sawit seperti , Penggundulan Hutan, Degradasi Habitat,dsb
Jadi, dapat disimpulkan bahwa inti dari permasalahan ini adalah Uni Eropa melarang Indonesia untuk mengekspor Minyak Kelapa Sawit mereka untuk wilayah Uni Eropa karena dari Pihak Uni Eropa mengetahui bilamana produksi dari minyak kelapa sawit di Indonesia melakukan Deforestasi yang dimana tidak sesuai dengan salah satu persyaratan produksi Uni Eropa.
Sumber :
Dr Axe. (2012). Is Palm Oil as Good as Coconut Oil? Retrieved from Dr. Axe: https://draxe.com/benefits-of-palm-oil/Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI