Mohon tunggu...
Amalia Miranda H
Amalia Miranda H Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Kolaboratif: Ber-KB Menurunkan AKI, AKB, dan Cegah Stunting di Desa Pancakarya, Kecamtan Ajung, Kabupaten Jember

29 Juli 2022   14:23 Diperbarui: 29 Juli 2022   15:13 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kunjungan dan wawancara bersama Ketua PKK Desa Pancakarya (27/07/2022)/dokpri

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi menjadi salah satu indikator derajat kesehatan dan keberhasilan penyelenggaraan pembangunan Kesehatan. Pada Rencana Aksi Program Kesehatan Masyarakat Nasional Tahun 2020-2024, Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) serta prevalensi stunting pada balita ditempatkan menjadi salah satu sasaran kesehatan nasional yang secara tidak langsung menunjukkan bahwa permasalahan kesehatan ibu dan anak yang terindikasi dengan AKI, AKB, serta angka stunting masih menjadi salah satu isu serius di Indonesia. Dari data Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun 2020, kasus kematian ibu dan bayi di Kabupaten Jember menjadi yang tertinggi di Jawa Timur. 

Sedangkan untuk angka stunting, Dinas Kesehatan Kabupaten Jember mencatat adanya penurunan angka stunting pada tahun 2021 di angka 29,3 persen. Kendati demikian, angka stunting di Kabupaten Jember masih menempati posisi tertinggi kedua di Provinsi Jawa Timur.

Mahasiswa KKN Kolaboratif kelompok 82 Desa Pancakarya telah melakukan survei selama lima hari mengenai permasalahan yang ada di Desa Pancakarya. Pada survei tersebut, terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan seperti masih maraknya pernikahan dini, kurangnya pengetahuan ibu mengenai program KB serta masih tingginya angka stunting pada balita. Informasi tersebut juga diperkuat dengan pernyataan dua narasumber yang telah diwawancarai yakni Ibu Kepala Desa Pancakarya selaku Ketua PKK dan Kepala Pos Paud Jambu 37 Curah Renteng serta Ibu Evi selaku bidan desa Pancakarya.

Desa Pancakarya menyumbang 2 jiwa kematian ibu di Kabupaten Jember dari total  64 jiwa dan 2 jiwa kematian bayi pada tahun 2020. Rendahnya minat edukasi menjadi salah satu faktor penyebab permasalahan kematian ibu dan bayi serta stunting di Desa Pancakarya. Masyarakat masih ragu untuk mengikuti program KB. Minimnya pengetahuan mengenai KB membuat masyarakat Desa Pancakarya memilih pil dan suntik untuk dijadikan alternatif karena dianggap paling aman dan mudah.

Wawancara dengan bidan desa Pancakarya (28/07/2022)/dokpri
Wawancara dengan bidan desa Pancakarya (28/07/2022)/dokpri

Rendahnya edukasi di Desa Pancakarya juga mengakibatkan angka stunting yang masih tinggi. Mayoritas penduduk Desa Pancakarya merupakan buruh gudang tembakau. Aturan kerja yang mengikat menyebabkan pola asuh pada anak yang kurang sesuai. Pemenuhan gizi untuk anak menjadi terabaikan dan pemberian makanan cepat saji menjadi andalan masyarakat yang bekerja sebagai buruh gudang. Hal tersebut menjadi salah satu faktor dari angka stunting yang masih tinggi di desa Pancakarya. Masyarakat menjadikan ekonomi sebagai prioritas utama bagi mereka. Oleh karena itu perlu pemberdayaan serta edukasi mengenai peran KB yang dapat menurunkan AKI, AKB dan angka stunting melalui program sosialisasi bersama ibu PKK serta kader.

Dalam upaya penurunan AKI, AKB, dan pencegahan stunting, mahasiswa KKN kolaboratif yang ditempatkan di Desa Pancakarya turut mengambil langkah dengan melakukan sosialisasi KB yang akan dilaksanakan pada 9 Agustus 2022, bertempat di Balai Desa Pancakarya. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya KB agar terwujudnya keluarga kecil yang berkualitas dengan meningkatkan status kesehatan ibu terutama dalam mencegah kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak kelahiran serta mengurangi resiko kematian bayi.

Untuk merealisasikan program kerja ini, Ketua PKK serta bidan desa memberikan persetujuan serta dukungan kepada mahasiswa KKN. Dengan diadakannya sosialisasi KB, diharapkan masyarakat Desa Pancakarya menyadari pentingnya program Keluarga Berencana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun