Mohon tunggu...
Amalia E. Maulana
Amalia E. Maulana Mohon Tunggu... lainnya -

Founder and Managing Director of ETNOMARK Consulting. A brand consultant and ethnographer; Business communities (Branding, Marcomm, and Ethnography Research) advisor & consultant. || web: www.amaliamaulana.com || twitter: @etnoamalia

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Perusahaan Tidak Meminta Maaf, Itu AROGAN

7 November 2012   09:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:49 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi sebagian orang, sulit sekali untuk berkata maaf pada saat mereka memang benar-benar harus minta maaf. Tetapi jika ini berlaku untuk perusahaan, ada satu kata yang tepat untuk menggambarkan perusahaan ini. AROGAN. Merasa tidak perlu untuk minta maaf?

Saya jarang menulis tentang complain pada perusahaan, apalagi brand nya sudah saya kategorikan sebagai soulmate. Tetapi, dalam beberapa hari ini saya merasa mereka juga perlu belajar mengerti bagaimana menangani pelanggan setianya dengan baik.

- Awal cerita

Beberapa bulan terakhir ini karena ada client di Bandung, maka rutinlah berangkat pulang ke Bandung menggunakan CTT. Kita singkat saja ya nama brand nya (sudah malas nyebut juga).

Setiap minggu bolak-balik dengan travel tersebut, pada suatu hari di Dipati Ukur Bandung, saya tertarik dengan adanya angka poin di tiket saya dan iseng saya tanyakan apa maksud dari poin ini?

”Oh itu poin, Ibu berarti sudah bisa tukar dengan dua seat gratis”. Frontline menjawab dengan santainya.


Wow, lumayan juga nih, ada loyalty program untuk konsumen setia. Yang saya tanyakan ke Frontliner ticketing tadi sederhana saja

“Kalau mbak tadi tau bahwa saya punya poin gratis, dua seat lagi, kenapa saya tidak ditawarkan untuk gunakan, malah diminta bayar cash seperti biasa?”


Jawabannya sambil lalu saja.

“Ya, saya kan gak perhatikan Bu. Habis ibunya nggak minta.”


Benar-benar internal branding problem, nih. Dalam hati saya. Konsumen yang nggak tau menahu soal program perusahaan, wajib diberi tau, oleh siapa lagi jika bukan oleh para frontliners tersebut.

OK. No big deal, saya pikir masih ada banyak kesempatan ke Bandung lagi.

- Perjalanan berikutnya.

Di Bintaro. Berangkat ke Bandung. Dari rumah sudah siap-siap akan gunakan poin, dong. Pada saat saya datang, ditanya oleh front liner, kali ini laki-laki muda,

“mau pakai cash, Bu?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun