"Novel Peri Tanpa Sayap ini sangat direkomendasikan untuk orang tua sebagai bahan bacaan untuk anak. "
Judul Buku         : Peri Tanpa Sayap
Nama Penulis      : Cheryl Kanza
Nama Penerbit     : DAR! Mizan
Tahun terbit        : 2013
Ketebalan Buku    : 106 Halaman
Bahasa             : Indonesia
Sampul             : Latar biru dan merah muda
![Cover buku peri tanpa sayap (sumber gambar : www.bukalapak.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/01/06/jj-5c31b714c112fe3b0b042fb8.jpg?t=o&v=770)
Buku ini termasuk dalam kategori novel anak. Buku ini berisi imajinasi penulis mengenai dunia peri. Buku ini mengisahkan mengenai perjuangan Katie untuk mendapatkan sayap yang ia impikan.Â
Buku ini cocok untuk dibaca oleh anak-anak sekolah dasar, khususnya anak kelas 4 ke atas, bukan hanya karena ceritanya yang bagus, tetapi juga karena amanat yang terkandung di dalamnya, bahasa yang digunakan pun sederhana.
Buku ini mengisahkan Katie sang peri Rainbow dari selatan yang belum mempunyai sayap. Dalam bab pertama, buku ini menceritakan kisah hidup Katie. Ia adalah murid tertua di sekolah peri. Ia berulang kali gagal dalam menyelesaikan tugas sehingga ia belum dianggap siap untuk mendapatkan sayap.Â
Baca juga : Resensi Novel "Setulus Cinta Alma"
Suatu hari, ia mendapatkan tiga tugas terakhir dari Ratu kerajaan Fairy. Jika ia dapat melakukan salah satu saja tugas yang diberikan, ia akan mendapat sayap. Namun bila gagal menyelesaikan semua tugas, maka kesempatannya mendapatkan sayap dan menjadi seorang peri senior akan sirna.Â
Lalu pada bab dua dan tiga, buku ini menceritakan upaya Katie untuk menyelesaikan tugasnya. Saat mendapatkan tugas menghafalkan mantra, ia tidak tidur semalaman. Akibatnya, ia kelelahan dan gagal saat ujian.Â
Begitu juga pada tugas kedua, ia diharuskan mengikuti ujian membuat ramuan, namun bukannya belajar, ia malah ikut dengan kakak-kakaknya menonton sirkus peri. Akhirnya saat ujian, ia membuat kesalahan karena melupakan bahan-bahan yang dibutuhkan. Karena  kecerobohan yang ia lakukan, ia gagal menyelesaikan dua tugas yang diberikan.Â
Dan sekarang, ia menerima tugas ketiganya. Tugas ketiga ini tidaklah sulit. Ia hanya ditugaskan untuk menyiapkan pesta kejutan untuk putri Kerajaan Fairy, Putri Lindsay.Â
Baca juga : Resensi Novel "Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin"
Pada kesempatan terakhirnya ini, ia sangat bersungguh-sungguh agar ia tidak melakukan kesalahan. Saat ia hampir menyelesaikan tugasnya, terjadi sebuah kekacuan yang membuat negeri peri dalam bahaya. Dalam bab ini, penulis sangat menonjolkan rasa pantang menyerah sang tokoh utama dalam menyelesaikan tugas.Â
Selanjutnya pada bab empat, buku ini menceritakan perjalanan Katie menuju kerajaan Trollize, kerajaan yang menghancurkan pesta putri Lindsay dan menyebabkan negeri peri mengalami kekacauan. Katie tidak pergi ke Kerajaan Trollize seorang diri, di tengah perjalanan ia bertemu dengan Stink, seorang manusia kurcaci yang diasingkan bangsanya sendiri, yang akan membantunya menyelamatkan negeri peri. Ia bersama Stink menyusun sebuah rencana agar mereka dapat leluasa memasuki kerajaan Trollize tanpa dicurigai.Â
Pada bab lima, buku ini menceritakan usaha Katie untuk membebaskan para peri muda yang ditangkap dan ditahan di penjara bawah tanah, bersama dengan Stink.Â
Setelah berhasil masuk ke istana, ia melihat para peri muda yang dikurung di penjara bawah tanah. karena hal itu, Ia pun kembali menyusun rencana agar dapat membawa para peri muda tersebut keluar dari penjara. Ia bekerja sama dengan Stink untuk melakukan rencananya. Pada bab ini, penulis menonjolkan keberanian Katie untuk menolong teman-teman perinya.
 Lalu pada bab selanjutnya, buku ini menceritakan Katie yang berusaha mengambil benda penting yang dicuri dari negeri peri, dan berusaha menyelamatkan putri kerajaan Fairy, Putri Lindsay, yang juga ikut ditangkap dan dikurung. Setelah berhasil melolosakan para peri muda dari penjara, ia kemudian pergi menuju menara, tempat sang putri berada.Â
Baca juga : Resensi Novel "Jungkir Balik Pers"
Setelah berhasil menyelamatkan putri, ia pun berusaha kembali ke kerajaan Fairy. Namun, keadaan berubah menjadi genting hingga akhirnya ia dan Stink tertangkap dan dipenjara. Dalam bab ini, rasa kesetiakawanan sangat ditonjolkan oleh penulis. Kemudian pada bab terakhir, buku ini menceritakan sebuah peristiwa yang membuat Katie terbebas dari hukuman, dan akhirnya mendapatkan sayap yang selama ini ia inginkan. Â
Buku ini memiliki banyak keunggulan, diantaranya ialah isi cerita sangat ringan sehingga anak-anak dapat dengan mudah mencerna isi dan memahami jalannya cerita.Â
Gaya bahasa yang digunakan penulis juga sederhana sehingga mudah dipahami dan dibaca oleh anak-anak. Selain itu, terdapat beberapa gambar ilustrasi disetiap bab yang dapat membuat pembaca tidak merasa bosan dan dapat memahami beberapa adegan cerita yang dikisahkan.Â
Buku ini juga mengandung amanat tersirat yang disampaikan oleh penulis, antara lain kesetiakawanan, tolong menolong, dan pantang menyerah. Amanat tersebut dapat diambil dan dicontoh oleh pembaca.
Buku ini cukup bagus, namun masih terdapat sedikit kelemahan. Dalam buku ini terdapat beberapa bagian yang ceritanya terputus. Walaupun bila dibaca sekilas tidak terlihat, namun bila dibaca lebih teliti akan terlihat beberapa peristiwa yang dibiarkan menggantung.Â
Selain itu, terdapat tokoh yang kisah akhirnya kurang diceritakan, yaitu Raja Kerajaan Trollize dan putrinya, yang tidak diberitahu secara jelas apakah mereka pergi selamanya ataukah akan berencana balas dendam, dalam buku hanya diceritakan bahwa mereka lari meninggalkan istana.Â
Selain itu, desain gambar ilustrasi yang disajikan dengan desian judul berbeda. Pada bagian judul, desain ilustrasi tokoh utamanya seperti peri yang telah remaja namun dibagian isi, desain ilustrasinya seperti peri yang masih kecil dengan art yang berbeda. Walaupun tidak memengaruhi isi cerita, namun akan lebih baik bila desain disamakan.Â
Kemudian, terdapat beberapa kesalahan penulisan kata dalam buku. Salah satu judul bab yang ditulis pada daftar isi berbeda dengan judul yang tertulis di dalam buku. Dalam daftar isi judul bab ditulis "Sayap yang patah", namun pada bab yang ada di buku, judul bab tertulis " Sayap yang indah". Selain itu juga terdapat kata-kata yang asing terdengar oleh anak-anak, contohnya kata membanyol.
Namun dengan mengesampingkan kelemahan buku novel tersebut, novel berjudul Peri Tanpa Sayap ini sangat cocok untuk dibaca oleh anak-anak, khususnya anak-anak kelas 4 sampai kelas 6 SD, karena isi cerita yang ringan dengan gaya bahasa yang mudah dipahami memudahkan anak untuk memahami isi dan mengambil nilai moral yang tersirat dalam cerita yang dapat dicontoh oleh anak-anak.Â
Novel Peri Tanpa Sayap ini sangat direkomendasikan untuk orang tua sebagai bahan bacaan untuk anak. Upaya penulis untuk menyajikan cerita ringan dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami ini patut diapresiasi, mengingat buku ini ditulis oleh anak yang masih berusia 11 tahun. Untuk anak yang berusia 11 tahun, membuat novel dengan cerita petualangan seperti ini merupakan hal yang sangat bagus dan patut diacungi jempol. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI