Sebagai kpopers sejak 2012, aku mengenal banyak grup K-Pop, dan salah satunya SNSD. Fandom pertamaku. Tapi, di 2016, SNSD sedang hiatus, jadi aku mulai suka dengan berbagai lagu dari grup agensi lain. Walau SNSD sempat rilis lagu lagi sebelum hiatus panjangnya di 2017. Aku ingat pertama tau tentang grup Seventeen ini bermula di tahun 2015. Saat itu aku sedang menonton televisi di channel daerah, sedang menayangkan acara MV K-Pop. Tak sengaja si pembawa acara membicarakan tentang grup yang akan debut di tahun 2015. Awalnya aku tidak terlalu menggubris. Dan di tahun yang sama, itu setelah mereka comeback pertama dengan lagu yang berjudul "Mansae". MV nya sering banget diputar di acara itu tiap minggu kalau aku lagi nonton. Mulai suka tuh karena lagunya juga asik.Â
Akhirnya, setelah sekian lama aku tidak terlalu mengikuti, saat aku sudah masuk SMK, tidak sengaja ingin mendengarkan radio daerahku, terputar lagu Seventeen yang berjudul "Don't Wanna Cry". Makin suka, tapi belum ada keinginan untuk join fandom waktu itu. Akhirnya, berlanjut sampai di album "Teen Age" dengan lagu utamanya yaitu "Clap". Mulai suka dikit-dikit sambil mengenal teman beda kelas yang kebetulan juga merupakan seorang Carat, sebutan untuk fandom Seventeen. Di akhir 2017, aku mengalami banyak hal yang menyedihkan. Kehilangan nenek, kesepian, di-bully, diabaikan sama teman-teman, tekanan di organisasi, dan salah mengenal orang yang hanya dikenal melalui Facebook.Â
Di masa itu, aku merasakan perasaan hampa, dan burn out ditambah saat berkunjung ke rumah nenek, aku semakin terpojok oleh saudaranya ibu yang menganggap aku gagal dan lalai menjaganya sampai ibu mengalami stroke. Awal 2018 merupakan titik balik ku sebagai kpopers, aku melihat video di YouTube dengan temanku beda kelas. Menonton acara TV Korea "Weekly Idol". Dan kebetulan yang jadi bintang tamu salah satunya ada Mingyu dan DK Seventeen dengan membawa anjing kesayangan mereka. Aku ikut tertawa saat Mingyu tertekan karena anjingnya tidak bisa diam seperti anjing DK. Disitulah aku mulai tertarik dengan boygrup Seventeen ini. Dan mulailah kisahku menjadi seorang Carat. Waktu mereka comeback dengan judul "Thanks", aku benar-benar mulai menjadi Carat. Selama menjadi Carat, hari-hari yang ku lewati berasa menyenangkan, karena mereka selalu bisa menghibur para penggemarnya dengan celetukan-celetukan kocaknya, dengan lagu-lagunya yang membuatku semangat menjalani hidup.Â
Padahal hampir aku berpikiran untuk menyerah dan tidak mau melanjutkan hidup lagi. Tapi karena Seventeen yang mampu mengubah hidupku. Hal yang paling menyenangkan selama menjadi Carat adalah saat mereka comeback tepat pada tanggal ulang tahunku, itu merupakan hal yang sangat menyenangkan sampai-sampai aku tak bosan mendengarkan lagu mereka. Sekaligus itu merupakan lagu dengan tropi mingguan terbanyak selama Seventeen aktif menjadi boygrup. Dan ada satu lagu di album itu yang menjadi hadiah ulang tahunku juga. Dan saat dengar itu, aku merasa ada yang menenangkanku dan memelukku, walau sekarang udah tidak sama lagi mendengarkan lagunya sejak di cover oleh hip-hop team. Dan terus menemani perjalanan ku sebagai mahasiswa ini dengan lagu-lagunya yang related dengan keadaanku, selain itu ada satu lagu yang jika aku mendengarnya pasti akan menangis, yaitu lagu yang berjudul "Cheers To Youth". Lagu itu rilis sebulan setelah aku seminar proposal skripsi.Â
Dan lagu itu menyemangatiku sampai saat ini karena selama semester akhir ini, hidupku seperti kembali ke zaman 2017-2018. Kesepian, hampa, merasa tak berguna, merasa terlambat daripada teman-temanku yang sudah wisuda terlebih dahulu. Dan Seventeen selalu ada disisiku dan tak meninggalkanku dengan karyanya yang luar biasa. Ada juga disaat ibuku meninggal di malam sebelum biasku, Seungkwan berulang tahun, di tahun yang sama dengan meninggalnya ibunya Wonwoo, Woozi membuat lagu yang berjudul "Circles". Walau lagu itu untuk Wonwoo, akan tetapi aku ikut related karena kebetulan juga ibuku meninggal, di 2023 dengan lagunya yang berjudul "F*ck My Life", related saat terpuruk dengan judul skripsi ku yang tidak sesuai keinginanku, dan lagu "Yawn" yang mengingatkan ku dengan dosen pembimbingku. Dan selama 6 tahun ini, Seventeen mampu mengubah hidupku dan menghiburku dalam menemani perjalanan hidupku. Seperti judul yang ku tulis diatas, Seventeen change my life. Dan aku ingin menuliskan Seventeen pada lembar persembahan ku di skripsi sebagai kenang-kenangan seumur hidupku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H