Mohon tunggu...
Tuti Amaliah
Tuti Amaliah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa akper pemerintah kab serang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

26 Oktober 2014   21:29 Diperbarui: 4 April 2017   16:16 17262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Keseimbangan caira dan elektrolot berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit kedalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh padaa yang lainnya.

Cairan Cairan elektrolit tubuh dibagi dalam dua kelompok:

1.intraseluler (CIS)

Adalah cairan yang berada didalam sel diseluruh tubuh.

2.Cairan ekstraseluler (CES)

Adalah cairan yang berada diluar sel.

Jenis dan jumlah cairan tubuh:

vCairan tubuh: 60%

1.Cairan intraseluler: 40%

2.Cairan ekstraseluler: 20%

a.Cairan intertisial: 15%

b.Plasma darah: 5%

Fungsi cairan tubuh:

1.Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel

2.Mengeluarkan buangan-buangan sel

3.Membentuk dalam metabolism sel

4.Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit

5.Membantu memelihara suhu tubuh

6.Membantu pencernaan

7.Mempermudah eliminasi

8.Mengangkut zat-zat seperti  (hormone, enzim, SDP, SDM)

Komposisi cairan tubuh:

1.Air

Adalah senyawa utma dari tubuh manusia. Rata-rata pria dewasa hampir 60%  dari berat badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat badannya.

2.Solute (terlalut)

Cairan tubuh mengandung dua jenis substrat terlalut (zat terlalut) elektrolit dan non elektrolit.

a.Elektrolit

Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) didalam larutan dan akan menghantarkan arus listrik. Elektrolot berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif

·Kation: ion-ion yang membentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstaseluler utama adalah natrium (Na), sedangkan kation intraseluler utama adalah kalium (K)

·Anion: ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion ekstaseluler utama adalah klorida (Cl), sedangkan anion intraseluler utama adalah ion fosfat (PO43)

b.Non elektrolit

Substansi seperti glukosa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan. Larutan non elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubun.

Factor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit

1.Usia

2.Jenis kelemin

3.Sel-sel lemak

4.Stress

5.Sakit

6.Temperature lingkungan

7.Diet

Jenis-jenis cairan infuse

1.Cairan hipotonik

Adalah osmolaritasnya lebih redang dibandungkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih randah dibandingkan serum. Cairan ini digunakan apda keadaan sel mengalami dehidrasi misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglkemia (pada gula dara tinggi) dengan ketoaksidosis diabetic.

2.Isotonic

Adalah osmoaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah) sehingga terus berada dipembuluh darah. Bermanfaat bagi pasien yang mengalami hipervolemi (kekurangan cairan tubuh sehingga tekanan darah terus terus menurun). Memiliki resiko overload contohnya RL dan NaCL 0.9%.

3.Cairan hipertonik

Adalah osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel kedalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan dararh menstabilkan, meningkatkan produksi urin, dan menguru edema (bengkaak).

Tindakan untuk mengatasi masalah/gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit.

·Pemberian cairan melalui per-oral atau intravena (infus)

Tindakan keperawatan ini dilakukan pada klien yang memerlukan masukan cairan melalui intravena (infus). Pemberian infus dapat diberikan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat. Tindakan ini memerlukan kesterilan mengingat langsung berhubungan dengan pembuluh darah.

Pemberian melalui infus dengan memasukan kedalam vena (pembuluh darah pasien) diantara vena lengan (vena cefalisa basilica dan mediana cubitti) atau vena yang ada dikepala seperti vena temporalis frontalis (khususnya untuk anak-anak). selain pemberian infus pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan juga dapat dilakukan pada pasien schock, intoksikasi berat, pra dan pasca bedah, sebelum tranfusi darah atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.

·Langkah atau Prosedur

a.Alat

ØBaki yang telah dialasi

ØPerlak dan pengalasnya

ØPengalas (handuk kecil)

ØBengkok

ØTiang infus

ØSarung tangan ( handskun)

ØTourniquet

ØKapas alcohol

ØCairan infus yang diperlukan

ØInfus set

ØAbocat

ØPlester

ØKasa steril

ØGunting plester

ØBetadin

b.Persiapan pasien

ØIdentifikasi pasien

ØMemberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan

ØMenyiapkan lingkungan

ØMengobservasi reaksi pasien

ØPasang penutup tirai

ØAtur posisi pasien senyaman mungkin

ØPasang perlak dan pengalasnya dibawah daerah yang akan dipasang infus

c.Langkah –langkah

ØMencuci tangan

ØPakai sarung tangan

ØGantungkan pletboth pada tiang infus

ØBukan kemasan steril infus set

ØAtur klem rol sekitar 2-4 cm dibawah bilik drip dan tutup klem yang ada pada saluran infus

ØTusukan pipa saluran infus kedalam botol cairan dan tabung tetesan diisi setengah dengan cara memencet tabung tetesan infuse

ØBuka klem dan alirkan cairan keluar sehingga tidak ada udara pada selang infuse lalu tutup kembali (klem)

ØCari dan pilih vena yang akan dipasang infuse

ØLetakan tourniquet 10-12 cm diatas tempat yang akan ditusuk

ØDisinfeksi daerah pemasangan dengan kapas alcohol 70% secara sirkular

ØTusukan jarum abocath ke vena dengan lubang jarum menghadap keatas (bila berhasil darah akan keluar dan dapat dilihat dipipa abocath

ØDorong pelan–pelan abocath masuk kedalam vena, tarik pelan-pelan jarum abocath sehingga semua pelastik abocath masuk semua kedalam vena

ØSambungkan segera abocath dengan selang infus

ØLepaskan tourniquet dan longgarkan tourniquet untuk melihat kelancaran tetesan sudah lancer, pangkal jarum direkatkan pada kulit dengan plester(piksasi)

ØAtur tetesan sesuai dengan kebutuhan

ØTutup tempat tusukan dengan kasa steril dan beri plester

ØBereskan alat dan lepas sarung tangan

ØCuci tangan

ØDokumentasi tindakan yang sudah dilakukan

Rumus menghitung tetes infus

1.Macro

Keterangan : 1cc = 20 tetes/menit

·Tetes infuse macro

Tetes/menit = jumlah cairan x 20/lama infus x 60

·Lama infus macro

Lama infus = ( jumlah cairan x 20) / (tetes/menit x 60)

2.Micro

Keterangan : 1cc = 60 tetes/menit

·Tetes infus micro

Tetes/menit = (Jumlah cairan x 60) / (lama infus x 60)

·Lama infus micro

Lama infus = ( jumlah cairan x 60) / ( tetes/menit x 60)

Sumber : buku saku praktikum (kebutuhan dasar manusia) ( A. Azis Alimul Hidayat, S.Kp dan Musrifatul Uliyah, S.Kp) dan fotokopian mata kuliah KDM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun