Keseimbangan caira dan elektrolot berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit kedalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh padaa yang lainnya.
Cairan Cairan elektrolit tubuh dibagi dalam dua kelompok:
1.intraseluler (CIS)
Adalah cairan yang berada didalam sel diseluruh tubuh.
2.Cairan ekstraseluler (CES)
Adalah cairan yang berada diluar sel.
Jenis dan jumlah cairan tubuh:
vCairan tubuh: 60%
1.Cairan intraseluler: 40%
2.Cairan ekstraseluler: 20%
a.Cairan intertisial: 15%
b.Plasma darah: 5%
Fungsi cairan tubuh:
1.Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel
2.Mengeluarkan buangan-buangan sel
3.Membentuk dalam metabolism sel
4.Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit
5.Membantu memelihara suhu tubuh
6.Membantu pencernaan
7.Mempermudah eliminasi
8.Mengangkut zat-zat seperti (hormone, enzim, SDP, SDM)
Komposisi cairan tubuh:
1.Air
Adalah senyawa utma dari tubuh manusia. Rata-rata pria dewasa hampir 60%Â dari berat badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat badannya.
2.Solute (terlalut)
Cairan tubuh mengandung dua jenis substrat terlalut (zat terlalut) elektrolit dan non elektrolit.
a.Elektrolit
Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) didalam larutan dan akan menghantarkan arus listrik. Elektrolot berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif
·Kation: ion-ion yang membentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstaseluler utama adalah natrium (Na), sedangkan kation intraseluler utama adalah kalium (K)
·Anion: ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion ekstaseluler utama adalah klorida (Cl), sedangkan anion intraseluler utama adalah ion fosfat (PO43)
b.Non elektrolit
Substansi seperti glukosa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan. Larutan non elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubun.
Factor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit
1.Usia
2.Jenis kelemin
3.Sel-sel lemak
4.Stress
5.Sakit
6.Temperature lingkungan
7.Diet
Jenis-jenis cairan infuse
1.Cairan hipotonik
Adalah osmolaritasnya lebih redang dibandungkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih randah dibandingkan serum. Cairan ini digunakan apda keadaan sel mengalami dehidrasi misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglkemia (pada gula dara tinggi) dengan ketoaksidosis diabetic.
2.Isotonic
Adalah osmoaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah) sehingga terus berada dipembuluh darah. Bermanfaat bagi pasien yang mengalami hipervolemi (kekurangan cairan tubuh sehingga tekanan darah terus terus menurun). Memiliki resiko overload contohnya RL dan NaCL 0.9%.
3.Cairan hipertonik
Adalah osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel kedalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan dararh menstabilkan, meningkatkan produksi urin, dan menguru edema (bengkaak).
Tindakan untuk mengatasi masalah/gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit.
·Pemberian cairan melalui per-oral atau intravena (infus)
Tindakan keperawatan ini dilakukan pada klien yang memerlukan masukan cairan melalui intravena (infus). Pemberian infus dapat diberikan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat. Tindakan ini memerlukan kesterilan mengingat langsung berhubungan dengan pembuluh darah.
Pemberian melalui infus dengan memasukan kedalam vena (pembuluh darah pasien) diantara vena lengan (vena cefalisa basilica dan mediana cubitti) atau vena yang ada dikepala seperti vena temporalis frontalis (khususnya untuk anak-anak). selain pemberian infus pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan juga dapat dilakukan pada pasien schock, intoksikasi berat, pra dan pasca bedah, sebelum tranfusi darah atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.
·Langkah atau Prosedur
a.Alat
ØBaki yang telah dialasi
ØPerlak dan pengalasnya
ØPengalas (handuk kecil)
ØBengkok
ØTiang infus
ØSarung tangan ( handskun)
ØTourniquet
ØKapas alcohol
ØCairan infus yang diperlukan
ØInfus set
ØAbocat
ØPlester
ØKasa steril
ØGunting plester
ØBetadin
b.Persiapan pasien
ØIdentifikasi pasien
ØMemberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
ØMenyiapkan lingkungan
ØMengobservasi reaksi pasien
ØPasang penutup tirai
ØAtur posisi pasien senyaman mungkin
ØPasang perlak dan pengalasnya dibawah daerah yang akan dipasang infus
c.Langkah –langkah
ØMencuci tangan
ØPakai sarung tangan
ØGantungkan pletboth pada tiang infus
ØBukan kemasan steril infus set
ØAtur klem rol sekitar 2-4 cm dibawah bilik drip dan tutup klem yang ada pada saluran infus
ØTusukan pipa saluran infus kedalam botol cairan dan tabung tetesan diisi setengah dengan cara memencet tabung tetesan infuse
ØBuka klem dan alirkan cairan keluar sehingga tidak ada udara pada selang infuse lalu tutup kembali (klem)
ØCari dan pilih vena yang akan dipasang infuse
ØLetakan tourniquet 10-12 cm diatas tempat yang akan ditusuk
ØDisinfeksi daerah pemasangan dengan kapas alcohol 70% secara sirkular
ØTusukan jarum abocath ke vena dengan lubang jarum menghadap keatas (bila berhasil darah akan keluar dan dapat dilihat dipipa abocath
ØDorong pelan–pelan abocath masuk kedalam vena, tarik pelan-pelan jarum abocath sehingga semua pelastik abocath masuk semua kedalam vena
ØSambungkan segera abocath dengan selang infus
ØLepaskan tourniquet dan longgarkan tourniquet untuk melihat kelancaran tetesan sudah lancer, pangkal jarum direkatkan pada kulit dengan plester(piksasi)
ØAtur tetesan sesuai dengan kebutuhan
ØTutup tempat tusukan dengan kasa steril dan beri plester
ØBereskan alat dan lepas sarung tangan
ØCuci tangan
ØDokumentasi tindakan yang sudah dilakukan
Rumus menghitung tetes infus
1.Macro
Keterangan : 1cc = 20 tetes/menit
·Tetes infuse macro
Tetes/menit = jumlah cairan x 20/lama infus x 60
·Lama infus macro
Lama infus = ( jumlah cairan x 20) / (tetes/menit x 60)
2.Micro
Keterangan : 1cc = 60 tetes/menit
·Tetes infus micro
Tetes/menit = (Jumlah cairan x 60) / (lama infus x 60)
·Lama infus micro
Lama infus = ( jumlah cairan x 60) / ( tetes/menit x 60)
Sumber : buku saku praktikum (kebutuhan dasar manusia) ( A. Azis Alimul Hidayat, S.Kp dan Musrifatul Uliyah, S.Kp) dan fotokopian mata kuliah KDM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H