Mohon tunggu...
Amalia Hanifa
Amalia Hanifa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof.Hamka

Tidak ada kata yang tidak bisa, selama mau berusaha:) Novel, Music, Playing Badminton, Basketball,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Mempelajari Komunikasi Simpati & Empati di Lingkungan Keluarga

18 Januari 2023   11:30 Diperbarui: 18 Januari 2023   11:40 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Komunikasi merupakan proses seseorang yang menggunakan informasi supaya terhubung dengan lingkungan dan juga orang lain. Simpati salah satu proses seseorang yang merasa tertarik dengan orang lain. Empati merupakan kapasitas yang dilakukan untuk memahami apa yang dialami orang lain. Manusia sebagai makhluk sosial selalu melakukan interaksi dengan orang lain melalui komunikasi baik secara lisan maupun tulisan (Novianti et al., 2017). 

Komunikasi sebagai media yang menjembatani antara sesama baik dalam keluarga maupun di luar keluarga. Keluarga merupakan kelompok paling penting yang membesarkan anak. Agar terjadi komunikasi yang seimbang dibutuhkan pengertian dari orang tua dan anak mengenai suatu tujuan yang diharapkan keluarga. Komunikasi keluarga adalah salah satu cara seorang anggota keluarga untuk berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya. Pada masa sekarang ini banyak keluarga yang kita lihat terutama di sekeliling kita.

Sesuatu yang dapat membawa sebuah informasi yang terjadi pada saat ini merupakan suatu fenomena komunikasi. Menurut Sudarmika (2020) fenomena komunikasi sangat dipengaruhi oleh media komunikasi yang digunakan, sehingga dapat mempengaruhi isi pada informasi yang akan disampaikan. Pemaknaan terhadap informasi bersifat subjektif dan juga bersifat kontekstual. Subjektif merupakan sumber yang didapatkan dari informasi dan juga audience dari masing-masing pihak berdasarkan tingkat pengetahuan kedua belah pihak. 

Dengan kemampuan komunikasi yang seperti itu diharapkan dapat mengantarkan seseorang terhadap kesuksesan dan dapat membawa kemajuan dalam menjalankan hidup (Anjar, 2016). Pemahaman yang tumbuh dari komunikasi akan mampu mendapatkan kepercayaan dan kasih sayang yang mendalam antar sesama.

Dengan demikian komunikasi bukanlah hal yang mudah, keterampilan komunikasi dengan kesetaraan dilandasi dengan simpati dan juga empati yang tinggi dari kontrol diri. Sering kali terjadi konflik dalam kehidupan seseorang yang disebabkan oleh kendala dalam berkomunikasi. Namun dengan keberadaan komunikasi simpati dan empati akan dapat memberikan ruang penyegaran dalam kehidupan sehari-hari (Zulianti, 2012). Kesadaran dalam hidup ini harus berbagi dan kesediaan untuk saling membantu satu sama lain dengan melibatkan proses mental dalam diri seseorang disebut dengan simpati dan empati. 

Dalam konteks ajaran islam simpati dan empati sangat dianjurkan untuk antar sesama manusia, dengan bertambah nya usia seseorang maka simpati dan empati akan semakin berkembang dan mengalami perubahan positif ketika seseorang mendapatkan peningkatan wawasan baik yang diperoleh dari pendidikan formal, informal, maupun non-formal. Peningkatan simpati dan empati yang matang akan berdampak baik terhadap pergaulan, pengajaran, maupun keteladanan untuk orang tua (Yaqin, 2021). Saling berselisih pendapat dikarenakan ketidak terbukaan, kejujuran, dan perhatian antara suami atau istri akan membuat keluarga menjadi tidak lagi harmonis (Novianti et al., 2017).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun