Mohon tunggu...
Ria Amalia Asfandi
Ria Amalia Asfandi Mohon Tunggu... -

Saya sangat berharap bisa menjadi seorang Jurnalis hebat dan berani serta bertanggung jawab.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebuah Jiwa Pantang Menyerah

28 April 2012   07:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:00 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kehilafan itu tak pasti aku rasakan

Selalu saja bersifat abstrak

Tak jelas untuk menyimpan asa

Asa yang tak sanggup aku tahan

Sifat yang terus menerus membeku

Setiap karakter aku perjelas

Watak yang ku rasa keras

Sangat sulit untuk aku masuki

Kelemahan begiitu pudar dalam diriku

Merasa hebat, tertunduk namun tertegun

Kekuatan itu berimbang dengan kelemahan

Ku lalui sekuat tenaga

Jurang hitam selalu menanti dibawah

Segala kenyataan tak nyata

Hanya itu yang biasa ku dapat

Kecil sekali segala kemungkinan itu

Jejak pendapat merapat di telinga

Dekat sekali sehingga terngiang

Suara nyaring tak berisi apapun

Puncak lembah yang datar

Menapaki tak ada sulitnya

Berjalan-jalan untuk sampai puncak

Akhirnya aku memulai perlahan

Memperbaiki semua jalan datar

Hidupku tertarik terus ke puncak

Ku temui jalan datar yang menuju kesana

Daerah puncak yang mulai lelah ku tuju

Aku pun kini wajib optimis

By : RIA AMALIA ASFANDI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun