Mohon tunggu...
Rahmatika EmilAmalia
Rahmatika EmilAmalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang

Saya seorang mahasiswa aktif di Universitas Muhammadiyah Malang dan mempunyai hobi menulis. gemar sekali kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Pandemi terhadap Kesehatan Mental: Menangani Loneliness dan Kecemasan

12 Juni 2024   21:50 Diperbarui: 12 Juni 2024   21:56 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Selama lebih dari satu tahun, pandemi global telah merusak kesehatan mental orang di seluruh dunia. Salah satu dampak yang paling mencolok adalah peningkatan jumlah kasus kecemasan dan kesepian (loneliness), yang merupakan istilah untuk rasa kesepian, yang dialami oleh banyak orang. Masyarakat merasa semakin terisolasi dan cemas akan masa depan mereka karena pembatasan sosial, lockdown, dan ketidakpastian ekonomi yang menyertainya. Fenomena ini tidak hanya mempengaruhi orang yang terinfeksi virus secara langsung, tetapi juga orang-orang yang mengalami dampak sosial dan ekonomi pandemi. Oleh karena itu, penanganan kecemasan dan kesepian tidak hanya merupakan masalah kesehatan mental, tetapi juga merupakan bagian penting dari pemulihan sosial dan psikologis yang diperlukan di tengah pandemi ini.

 Di tengah masyarakat global saat ini, dampak pandemi terhadap kesehatan mental, terutama peningkatan kecemasan dan rasa kesepian. Rasa kesepian bukanlah sekadar perasaan sepi; itu dapat menjadi kondisi kronis yang berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik seseorang. Banyak orang telah dipaksa untuk menjalani isolasi sosial yang diperlukan karena pembatasan sosial dan lockdown yang diberlakukan untuk menghentikan penyebaran virus, tetapi pada saat yang sama, ini telah meningkatkan kemungkinan merasa terasing dan kesepian. Ini diperparah oleh banyak masyarakat yang dilanda ketidakpastian ekonomi dan sosial, yang menimbulkan kekhawatiran tentang masa depan dan kesejahteraan keluarga. Selama pandemi ini, banyak orang mengalami kecemasan. Semua orang cemas karena ketidakpastian tentang kesehatan, pekerjaan, dan masa depan. Kecemasan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari, tidur, menurunkan produktivitas, dan bahkan menyebabkan masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi dan gangguan pencernaan, terlepas dari seberapa parah gejalanya.

Perlu ada pendekatan yang luas dan terkoordinasi untuk menangani kecemasan dan kesepian selama pandemi. Pemerintah, layanan kesehatan mental, kelompok masyarakat, dan individu dalam komunitas harus bekerja sama untuk memerangi kecemasan dan kesepian. Prioritas utama harus diberikan pada peningkatan akses terhadap layanan kesehatan mental, dukungan emosional melalui komunitas online dan grup dukungan, dan strategi koping dan promosi kesehatan mental. Selain itu, dapat membantu mengurangi rasa kesepian dan memperkuat hubungan antar individu dengan menghubungkan orang melalui teknologi seperti media sosial dan video call.

Di masa depan, ada harapan bahwa kesadaran akan pentingnya kesehatan mental akan terus meningkat. Kita telah banyak belajar tentang ketahanan mental dan kemampuan adaptasi manusia selama pandemi. Kita dapat meningkatkan dukungan sosial dan jaringan kesehatan mental untuk memperbaiki masa depan dengan mengakui kompleksitas dan kerentanan yang muncul selama masa krisis ini. Semua orang, mulai dari individu, keluarga, komunitas, hingga pemerintah, harus bekerja sama untuk mengatasi kecemasan dan kesepian serta membangun ketahanan mental yang lebih kuat untuk menghadapi masa depan. Kita dapat maju sebagai masyarakat yang lebih peduli dan terhubung secara emosional dengan kerja sama dan perhatian

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun