Keris atau The Crist adalah senjata tradisional berasal dari Pulau Jawa, yang telah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. Keris tertua di Pulau Jawa, diduga sebelum abad ke-6 atau ke-7. Di kalangan penggemarnya, keris buatan masa itu disebut “keris Buda”. Sesuai dengan kedudukannya sebagai sebuah karya awal sebuah budaya, maka bentuknya masih sederhana. Menurut Serat Purwa pusaka atau senjata orang Jawa sebelum keris berupa jemparing, tomara, dadali, nenggala, sali, druwarsa, trisula, candrasa, ardacandra, candrapurna, martyajiwa, limpung, tuhuk, parasu, duduk, boji, musala, lori, bajra, gandi, palu, piling, putu, calum, sadaka, baradi, gada, bindi, badama, denda, kretala, alu-alu, alugora, sarampang, busur, gayur, salukun, cacap, calimprit, berang, rajajng, tamsir, kanjar, karsula, salemuka, lohita muka, barandang, kalawahi, taladak, karantang, luyang. Kecintaan orang Jawa pada keris yang artistik, sehingga menuntut para empu pembuat keris untuk membuat bentuk-bentuk keris, misal keris jalak, keris surengpati dan keris curiga.
Teknik menghias senjata pada keris disebut sinarasah. Teknik sinarasah digunakan untuk menghias permukaan bilah dan membuat motif rajah yang sering dianggap memiliki pengaruh gaib. Misalnya adalah Rajah Kalacakra dan Rajah Bintang Soleman. Teknik menghias gambar pada permukaan keris disebut dengan teknik pamor. Pamor yaitu hiasan yang terjadi karena adanya lapisan–lapisan dari dua atau lebih jenis logam yang berbeda nuansa warna dan penampilannya, yaitu besi, baja dan bahan pamor. Besinya berwarna kehitaman, bajanya agak abu-abu, sedangkan pamornya cemerlang keperakan. Hiasan yang dinilai paling tinggi derajatnya adalah kinatah/tinatah. Dimana permukaan bilah keris dipahat dan diukir dengan motif tertentu sehingga membentuk relief dan dilapisi emas, intan atau berlian. Jika hiasan kinatah menutupi sepertiga bagian panjang bilah disebut kinatah kamarogan. Jenis kinatah yang paling terkenal adalah kinatah lung-lungan, dan pada ganja kinatah yaitu gajah singa.
Pembuatan keris dibagi atas dua golongan yaitu pertama keris ageman, yang hanya mementingkan keindahan eksoteris. Sedangkan yang kedua adalah keris tayuhan, yang lebih mementingkan kekuatan gaib isoteris. Ditinjau dari bentuk dan kelengkapan bagian-bagiannya, secara umum keris terbagi atas dua golongan, yaitu keris yang lurus dan berkelok-kelok (keris luk). Jumlah kelokan / luk mulai dari tiga sampai 13. Keris yang luknya lebih dari 13 dianggap tidak normal disebut keris kalawijaya.
Menurut catatan para empu pembuat keris di Jawa, terdapat bentuk keris tertentu yang memiliki sejarah paling tua, diantaranya :
1.Bentuk keris Larngatap, keadaaan keris lurus dengan ricikan: dua sogokan sampai pada puncaknya, dimuka tidak memakai kembang kacang, pada ganja di belakang tidak memakai greneng. Dibuat oleh Empu Ramadi pada tahun bulan 152 (Candrasengkala/Tahun Qomariah).
2.Bentuk keris Pasopati, keadaan keris lurus, dengan rincikan: dua sogokan, dimuka memakai kembang kacang hanya satu cabang, lambe gajah, pada ganja di belakang memakai greneng. Dibuat oleh Empu Ramadi pada tahun bulan 152.
3.Bentuk keris Cundrik, keadaan keris lurus, ganja terbalik, dengan rincikan: dua sogokan, pada ganja terdapat greneng. Dibuat oleh Empu Ramadi pada tahun bulan 152.
4.Bentuk keris Jalakdiding, keadaan keris lurus, dengan rincikan: memakai pejetan (tekanan ibu jari), tikel alis (seperti kening berlipat), kembang kacang. Dibuat oleh Empu Isakadi pada tahun bulan 216.
5.Bentuk keris Kalamisani, keadaan keris lurus, dengan ricikan: dua sogokan, dimuka memakai kembang kacang, memakai jalen, lambe gajah, pada ganja dibelakang memakai greneng. Dibuat oleh Empu Suksesadi pada tahun bulan 230.
6.Bentuk keris Tilam upih, keadaan tidak lurus, dengan ricikan: memakai pejetan, tekel alis. Dibuat Empu Bramagedali pada tahun bulan 261.
7.Bentuk keris Balebang, keadaan keris lurus luk 11, dengan ricikan: dua sogokan, dimuka memakai kembang kacang, lambe gajah, pada ganja dibelakang memakai greneng. Dibuat oleh Empu Bramagedali pada tahun bulan 261.
8.Bentuk keris Sempaner, keadaan keris lurus, dengan ricikan: pejetan, kembang kacang, lambe gajah, pada ganja memakai greneng. Dibuat oleh Empu Saptagati pada tahun 265.
9.Bentuk keris Sempana, keadaan keris luk 11, dengan ricikan: pejetan, dimuka memakai kembang kacang, jalen, lambe gajah. Dibuat oleh Empu Pujanggati pada tahun bulan 481.
10.Bentuk keris Bangodolok, keadaan keris luk tiga, dengan ricikan: pejetan, tidak memakai kembang kacang, tidak memakai greneng. Dibuat oleh Empu Pujanggati pada tahun bulan 418.
11.Bentuk keris Santan, keadaan keris luk 11, dengan ricikan: pejetan, tikel alis, dimuka memakai kembang kacang, lambe gajah, jenggot pada ganja dibelakang memakai greneng, memakai randa nunut. Dibuat oleh Empu Sugati pada tahun 522.
12.Bentuk keris Karacan, keadaan keris luk 19, dengan ricikan: dua sogokan, dimuka memakai kembang kacang, jalen, lambe gajah, jenggot, pada ganja dibelakang memakai greneng dan randa nunut. Dibuat oleh Empu Sugati pada tahun bulan 522.
13.Bentuk keris Bakung, keadaan keris luk lima, dengan ricikan: pejetan, tidak memakai kembang kacang, memakai tikel alis, greneng. Dibuat oeh Empu Dewayasa pada tahun bulan 522.
14.Bentuk keris Bimakurda, keadaan keris luk 19, dengan rincikan: pejetan, dimuka memakai kembang kacang, jenggot, pada ganja dibelakang memakai greneng dan randa nunut. Dibuat oleh Empu Ramayadi pada tahun bulan 827.
15.Bentuk keris Megantara, keadaan keris luk tujuh mulai luk bagian ujung, dengan rincikan: paniwen, dimuka memakai kembang kacang, jalen, lambe gajah, pada ganja dibelakang memakai greneng. Dibuat oleh Empu Gandawisesa pada tahun bulan 941.
16.Bentuk keris Larasiduwa, keadaan keris luk lima mulai luk bagian tengah, dengan rincika: pejetan. Dibuat oleh Empu Gandawisesa pada tahun bulan 941.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H