REFLEKSI LET VIGOTSKY
Pada perkuliahan minggu lalu membahas tentang Let Vigotsky, Let Vigotsky merupakan seorang tokoh aliran cognitivime. Let Vigotsky memilih konsentrasi cognitivisme yaitu zpd. Let vigotsky memiliki pemikiran dasar yaitu menekankan akan interaksi antara orang dan lingkungan, dan kesadaran manusia yang dipengaruhi oleh aktivitas social.
Poin penting dari teori vigotsky adalah :
- Interaksi social itu sangat penting untuk membangun pengetahuan, karena pengetahuan dibangun dan terjadi antara 2 pribadi atau lebih. Pengaturan diri dikembangkan melalui internalisasi dari tindakan dan kondisi mental yang terjadi dalam interaksi sosial.
- Terdapat Zona Perkembangan Proksimal. Zona perkembangan proksimal ini merupakan perbedaan kemampuan yang dilakukan oleh anak secara mandiri dengan yang dilakukan oleh anak dengan bantuan orang lain. Zona ini bisa terlihat ketika ada interaksi dengan orang dewasa maupun dengan teman sebaya, interaksi ini dapat mendorong perkembangan kognitif anak. Â
Let vigotsky memiliki teori ZPD yaitu Zone of Proximal Development. Terdapat 3 zona dalam ZPD ini yaitu Zona tugas yang tidak dapat diselesaikan siswa, Zona tugas yang diselesaikan siswa dengan bantuan orang lain (guru/teman sejawat), Zona tugas yang dapat diselesaikan siswa tanpa bantuan orang lain. ZPD adalah kesenjangan antara siswa yang dapat melakukan secara mandiri dengan apa yang didapatkan dengan dukungan. ZPD ini akan membuat siswa untuk mencapai potensi belajar melalui interaksi social yang terjadi didalam kelas dengan bantuan guru atau temannya. Dalam ZPD ini menunjukkan bahwa siswa yang memiliki keterampilan yang lebih akan berbagi pengetahuan dan keterampilannya kepada temannya dalam menyelaesaikan tugasnya.
Tahapan ZPD:
- Siswa belum dapat menyelesaikan tugas tanpa bantuan
- Tugas yang bisa dicapai dengan bantuan
- Siswa sudah  dapat menyelesaikan tugas tanpa bantuan
Tiga Faktor yang mendukung pelaksaan ZPD :
- Orang ahli
- Aktivitas yang mendukung
- Interaksi social
Contoh penggunaan teori ZPD pada saat pembelajaran disekolah:
- Siswa belum bisa menuliskan huruf
- Guru mulai membantu siswa untuk menuliskan huruf menggunakan huruf putus-putus
- Setelah guru membantu siswa, siswa mulai terbiasa menuliskan huruf tanpa dibuatkan gari putus-putus
- Siswa kemudian lancer menuliskan huruf tanpa bantuan sama sekali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H