Mohon tunggu...
Amalia RahmanAJR
Amalia RahmanAJR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif S1 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Para Santri untuk Indonesia

17 Oktober 2022   02:09 Diperbarui: 17 Oktober 2022   06:15 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sering kali santri dianggap remeh oleh kebanyakan orang. Tanpa tahu sejarah seperti apa santri pada zaman dulu, saat para penjajah yang kejam datang ke tanah air ini. 

Para santri dianggap remeh dan dipandang sebelah mata karena mereka jauh dari yang namanya teknologi, tidak tau apa saja yang terjadi saat ini, tidak tau apa yang viral, dan kurang update. Padahal bila dibandingkan dengan anak-anak yang bersekolah disekolah biasa, santri lebih unggul dalam ability dan lebih banyak memiliki ability. Ability tersebut mereka dapat dari banyak program yang mereka lewati saat dipondoknya. Kemampuan mereka diantaranya bisa menjadi MC, menjadi Designer, Penata panggung, penata acara, mengerti rentang sound system dan kelistrikan, bisa memasak, dan masih banyak lagi kemampuan yang bisa didapat dari menjadi santri.

Pandangan-pandangan ini harus kita ubah semua, dengan memberitahukan atau memnceritakan kepada orang-orang. Tentang bagaimana peran santri pada masa penjajahan dulu.

Kembali lagi pada masa saat penjajahan, yang mana para santri telah diajarkan untuk berjihad. Para santri pada masa itu sudah banyak berkorban harta, benda, nyawa dan rela meninggalkan keluarga mereka sendiri. Demi melindungi negara tercintanya ini.

Dan santri yang paling banyak memberikan sumbangsi atas perjuangannya dalam memperjuangkan tanah air. Sampai ustd. Bahtiar pernah berkata "seandainya bumi nusantara (indonesia) ini dibelah menjadi 2, maka yang keluar adalah para ulama' dan santri"

Dan teringat juga 10 November 1945 (perlawanan Arek-Arek Suroboyo terhadap tentara Inggris) , saat Bung Tomo menyerukan pidatonya yang berisikan resolusi jihad. Dengan meminta izin terlebih dahulu kepada KH Hasyim Asy'ari untuk menyampaikan pidato yang mana telah disepakati oleh NU. Setelah menyampaikan isi pidatonya, para kyai, tokoh-tokoh, pemuka agama, dan para santri datang ke Surabaya untuk berjuang melawan para tentara inggris yang memiliki senjata yang lebih canggih daripada kita pada saat itu.

Walaupun hanya memiliki bambu runcing sebagai alat perlawanan, para ulama' dan santri tidak gentar dan tidak takut dalam mengahadapi para tentara Inggris.

Namun dengan pentingnya peran para santri dan para pemuka agama tersebut, tidak membuat kita lupa akan perjuangan pahlawan lainnyan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun