Mohon tunggu...
Amalia Fatlikhah
Amalia Fatlikhah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030062 UIN Sunan Kalijaga

Hobi Traveling

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Jenang Legendaris Bu Darmini: UMKM Makanan Tradisional Pasar Beringharjo

4 Juni 2024   15:22 Diperbarui: 4 Juni 2024   16:21 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasar Beringharjo merupakan pasar tertua yang berada di Kota Yogyakarta. Pasar yang terletak di Jl. Margo Mulyo No.16, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta ini menawarkan berbagai macam pakaian, aksesoris, jejamuan dan masih banyak lagi. 

Selain itu, Pasar Beringharjo juga memiliki banyak UMKM yang sangat beragam. Salah satu UMKM yang berada di pasar Beringharjo yaitu UMKM makanan tradisional Jenang Legendaris Bu Darmini. UMKM ini dikelola sendiri oleh bu Darmini. Bagi pengunjung yang menyukai makanan manis, saat berkunjung ke Pasar Beringharjo UMKM makanan tradisional jenang bu Darmini ini sangat rekomen untuk dicicipi. 

Bu Darmini adalah seorang ibu yang berasal dari Ngampilan, Yogyakarta. Ia sudah berjualan di Pasar Bringharjo sejak tahun 1998 hingga sekarang. Ia menjadi salah satu pemilik UMKM yang sukses menekuni jualannya selama hampir 26 tahun hingga jualannya memiliki label legendaris, walaupun jenang miliknya tidak selalu habis setiap harinya yaitu tergantung keadaan pasar, bu Darmini tak pernah menyerah, ia  selalu tekun berjualan jenang setiap harinya. Jenang Bu Darmini ini terletak tepat di sebelah pintu B4 selatan Pasar Beringharjo.

            "Kalo dipasar kan yang jual jenang kan belum ada to, daripada sama kayak yang lain, biasannya kan yang jualan banyak ini lumpia karo martabak daripada sama-sama lek jualan terus ini bikin jenang" Kata Bu Darmini. Bu Darmini terinspirasi membuat jenang agar berbeda dengan UMKM makanan lainnya, yang menurutnya sudah banyak yang menjual lumpia dan martabak sedangkan di Pasar Beringharjo belum ada yang menjual jenang. Dari situlah bu Darmini berinisiatif membuat makanan tradisional jenang untuk ia jual.

Selvie dengan penjual dan pembeli lainnya/Dokumen Pribadi
Selvie dengan penjual dan pembeli lainnya/Dokumen Pribadi

            "Jam sembilan baru dateng, kan ini senin pada nganu mbak sepi kalo senin itu sepi terus ini sampai sore. Kalo endak senin itu pulange gasik itu iho mbak ya jam 11 atau 12 itu" ujarnya. Bu Darmini berjualan mulai pukul sembilan pagi. Apabila hari-hari biasa seperti hari senin, bu Darmini pulangnya sore karena pasar tidak selalu ramai. Akan tetapi, apabila weekand dan hari libur pasar Beringharjo tampak lebih ramai yang membuat dagangan bu Darmini lebih cepat habis dan alhasil bu Darmini bisa pulang lebih awal sekitar pukul 11 atau 12 siang ia sudah pulang.

            "Nyiapin dagangannya dari habis subuh, jadi dateng ke pasar tu masih panas semua santennya juga panas, gulanya juga panas, jenangnya juga panas kalo mau makan ditiup-tiup" bu Darmini menambahkan. 

Bu Darmini bercerita jika ia menyiapkan dagangannya dari sehabis subuh bukan dari malam hari jadi ketika bu Darmini membawa dagangannya ke pasar, semua dagangan masih panas dari santannya, gula dan jenangnya pun masih panas jadi pelanggan yang membelinya di pagi hari masih dapat menikmati jenang yang masih hangat. Bu Darmini selalu memprioritaskan jenang jualannya. 

Jenang yang dijualnnya selalu baru, ia tidak pernah menjual jenang sisa atau mencampurnya dengan pemanis buatan. Jika jenang buatannya sisa, ia akan membawanya pulang dan membagikannya kepada tetangga. Setiap hari bu Darmini membawa dagangannya ke pasar dengan manaiki becak dan membawa 4 panci yang berisi jenang-jenang buatannya.

Varian jenang tetapi bubur sumsum nya sudah habis/ Dokumen Pribadi
Varian jenang tetapi bubur sumsum nya sudah habis/ Dokumen Pribadi

            UMKM makanan yang yang ingin berjualan di Pasar Beringharjo tidak perlu membayar sewa tempat, hanya dianjurkan untuk membayar karcis retribusi di Bank BPD DIY yang merupakan Kantor Kas Pasar Beringharjo. Di kantor ini para pedagang pasar Beringharjo dapat membayar retribusi secara tunai akan tetapi pihak kantor juga melayani pembayaran melalui e-retribusi. Melalui aplikasi e-retribusi, dapat mendukung transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah. Bu Darmini merupakan salah satu pedagang di pasar beringharjo yang membayar retribusi pasar secara tunai.

 "Cuma empat macem, dari dulu bubur sumsum, jenang wajik/ jenang rangrang kalo orang jawa itu namanya  jenang rangrang ada yang ngomong jenang  merah yaitu, jenang biji salak isinya nangka, ubi sama kelapa muda dipotong-potong, sama mutiara biasa" tutur bu Darmini. Jenang merupakan salah satu makanan tradisional yang memiliki banyak varian. Ada jenang kudus, jenang katul, jenang arab, jenang kolok dan masih banyak lagi. 

Akan tetapi, selama 26 tahun bu Darmini berjualan, ia selalu konsisten hanya menjual empat macam jenis jenang saja. Ia tidak pernah ingin menambah varian jenang buatannya. Ia terkadang hanya menambah porsi jenangta yang biasannya satu panci menjadi satu setenggah panci. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun