Mohon tunggu...
AMALIA HAMIDA
AMALIA HAMIDA Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA-UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

MAHASISWA S1 BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anak Berkebutuhan Khusus VS Anak Normal

22 Desember 2022   01:04 Diperbarui: 22 Desember 2022   01:09 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ialah anak yang memiliki keterbatasan secara fisik. Juga terdiri dari beberapa macam ABK seperti, Tuna Rungu, Tuna Netra, Tuna Daksa, Tuna Wicara dan lain sebagainya. Sedangkan untuk Anak Normal adalah anak yang dilahirkan sempurna secara fisik, tanpa ada kekurangan apapun dalam hidupnya.

Anak normal disini dapat melakukan hal yang bermacam-macam seperti, menggambar, menari, menyanyi, melukis, dan lain sebagainya. Kemudian, anak normal biasanya ketemu dengan ABK, biasanya mereka cenderung cuek, dan menjauhi mereka. Apakah betu seperti itu?? Mengapa mereka melakukan yang demikian??

Karena mereka (anak normal) melihat ABK seperti anak aneh, anak gila, anak tidak waras dan lain sebagainya. Hal seperti itu harus di basmi teman-teman, karena jika tidak, anak berkebutuhan khusus akan merasa kesepian, tidak punya teman, juga merasa dirinya tidak berguna. Apa solusinya buat anak normal agar tidak menganggap ABK seperti hal yang disebutkan diatas?? Kita sebagai guru harus memberikan mereka edukasi, agar berteman dengan ABK. Seperti, "itu temannya diajak main" supaya ABK tidak merasa dikusilkan, juga untuk anak normal tidak merasa bahwa ABK itu aneh.

Anak berkebutuhan khusus juga bisa seperti layaknya anak normal, mereka juga bisa bernyanyi, melukis, menari dan lain sebagainya sesuai dengan kemampuan mereka tanpa melihat kekurangan mereka.

Juga dalam UU permendiknas juga disebutkan bahwa anak berkebutuhan khusus, harus mendapatkan hak, kewajiban, perlindungan, serta kehidupan yang sama seperti layaknya orang normal, tanpa membedakan-bedakan satu dengan yang lain.

Untuk kesusahannya antara anak berkebutuhan khusus dengan anak normal yaitu, mungkin dari segi komunikasi, bagi yang tuna rungu dan tuna wicara. Untuk tuna rungu kita menyebutnya dengan teman tuli, kemudian untuk anak normal kita menyebutnya dengan teman dengar. Nah biasanya, disini ada pelatihan buat mereka agar bisa memahami percakapan atau bisa berkomunikasi dengan teman tuli.

Kemudian kesulitan yang lain yaitu, kadang orang tua ABK tidak mau menerima bahwa anaknya itu memiliki kelebihan, dengan beberapa kekurangan, malah orang tua mereka menganggap bahwa anaknya itu sakit, harus sembuh gimana caranya. Hal ini yang harus kita sosialisasi, agar mereka mau menerima kondisi anaknya bagaimanapun.

Mungkin dari saya cukup segini,kurag lebihnya saya mohon maaf karena kita sama-sama belajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun