Mohon tunggu...
AMALIA HAMIDA
AMALIA HAMIDA Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA-UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

MAHASISWA S1 BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Layanan Rensponsif dalam Sekolah Menengah Atas

10 Juni 2022   21:47 Diperbarui: 10 Juni 2022   22:18 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam BK komprehensif adanya beberapa layanan, salah satunya yaitu layanan Responsif. Layanan Renponsif adalah layanan yang dibutuhkan siswa dengan segera. Ciri-ciri peserta didik yang membutuhkan layanan responsive adalah merasa cemas tentang masa depan, merasa rendah diri, berperilaku impulsif (kekanak-kanakan),

 bolos sekolah, malas belajar, memiliki kebiasaan belajar yang kurang baik, kurang bisa bergaul, prestasi belajar rendah, malas beribadah, pergaulan bebas, tawuran, stress, masalah keluarga. Masalah-masalah tersebut harus diselesaikan dengan segera,

karena jika tidak akan menimbulkan masalah baru yang terjadi pada peserta didik tersebut. Layanan Responsif yang dilaksanakan di SMA salah satunya yaitu, mengajak mereka melakukan Individual, menceritakan masalah yang apa yang rasakan dll. Salah satu contohnya yaitu, siswa yang berperilaku impulsif (kekanak-kanakan)

seperti sering menangis dan lain-lain. Kemudian, kita lakukan konseling, biasanya penyebab siswa kekanak-kanakan itu berasal dari lingkungannya. Kemudian, selain konseling individual, bisa juga di berikan pengarahan atau di berikan beberapa treatment.

Kemudian, Layanan Responsif juga dapat diberikan ketika siswa kebingungan untuk menentukan karirnya. Seperti penentuan setelah lulus SMA antara kuliah atau bekerja ata bisa jadi menikah. ini yang membuat peserta didik bingung dan harus diberi pengarahan, diberi informasi dan lain sebagainya agar mereka tidak terjerumus dengan hal-hal yang tidak diinginkan. Cara pemberian informasinya bisa jadi dengan konseling individual.

Kemudian ada juga strategi layanan responsif yang lain yaitu home visit (kunjungan rumah) karena anak tersebut seperti tidak mau pergi sekolah, ada masalah dengan guru atau orang tua dll. Cara melakukan home visit yaitu, jika peserta didik sudah tidak masuk selama 7 hari tanpa alasan. 

Kemudian didalam kunjungan kerumah atau home visit tersebut, mereka ditanyai kenapa tidak masuk ke sekolah selama itu, apakah ada masalah atau yang lain. setelah itu mereka biasanya ada yang mengutarakan ada yang tidak.

Dari sini dapat ditarik kesimpulan, layanan responsif dalam Sekolah Menengah Atas, ada banyak macamnya. Tetapi, pada kenyataan di lapangan Guru BK tidak melakukan hal yang seperti dijelaskan diatas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun