Mohon tunggu...
Amalia Taurina
Amalia Taurina Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Pandangan Imam Al-ghazali Mengenai Konsep Ekonomi Islam

27 Februari 2018   16:45 Diperbarui: 27 Februari 2018   18:00 9752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pada dasarnya, ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara--cara islami.

Pemikiran Ekonomi Islam dalam pandangan Al-Ghazali (451-505H/1055-1111M), kegiatan ekonomi merupakan amal kebajikan  untuk mancapai maslahah untuk memperkuat sifat kebijaksanaan, kesederhanaan, dan keteguhan hati manusia. Pemikiran ekonomi Al-Ghazali didasarkan pada pendekatan Tasawuf. Corak pemikiran ekonominya dituangkan dalam kitab Ihya' Ulum al-Din, al-Mustashfa, Mizan Al-'Amaldan At-Tibr al Masbuk fi Nasihat Al-Muluk. Pemikiran sosio ekonomi Al-Ghazali berakar dari sebuah konsep yang dia sebut sebagai "fungsi kesejahteraan sosial" yakni sebuah konsep yang mencakup semua aktifitas manusia dan membuat kaitan yang erat antara individu dengan masyarakat.

Menurut Al-Ghazali, kesejahteraan (maslahah) dari suatu masyarakat tergantung kepada pencarian dan pemeliharaan lima tujuan dasar, yakni agama, hidup atau jiwa, keluarga atau keturunan, harta atau kekayaan, dan intelektual atau akal. Ia menitikberatkan bahwa sesuai tuntunan wahyu, tujuan utama kehidupan umat manusia adalah untuk mencapai kebaikan di dunia dan akhirat. Menurut Al-Ghazali, kegiatan ekonomi merupakan kebajikan yang dianjurkan oleh islam. Al-Ghazali membagi manusia dalam tiga kategori, yaitu: Pertama, orang yang mementingkan kehidupan duniawi, dan golongan ini akan celaka. Kedua, orang yang mementingkan tujuan akhirat daripada tujuan duniawi, dan golongan ini termasuk golongan yang beruntung. Ketiga, golongan yang kegiatan duniawinya sejalan dengan tujuan-tujuan akhirat.

Al-Ghazali menegaskan bahwa aktivitas ekonomi harus dilakukan secara efisien karena merupakan bagian dari pemenuhuan tugas keagamaan seseorang. Ia mengidentifikasikan tiga alasan mengapa seseorang harus melakukan aktivitas-aktivitas ekonomi, yaitu: Pertama, untuk mencukupi kebutuhan hidup yang bersangkutan. Kedua, untuk mensejahterakan keluarga. Ketiga, untuk membantu orang lain yang membutuhkan.

Mayoritas pembahasan Al-Ghazali mengenai berbagai pembahasan ekonomi terdapat dalam kitab Ihya' Ulum al-Din. Bahasan ekonomi Al-Ghazali dapat dikelompokkan menjadi: Pertukaran sukarela dan evolusi pasar, produksi, barter dan evolusi uang, serta peranan negara dan keuangan publik.

1.Pertukaran sukarela dan Evolusi pasar

Pasar merupakan suatu tempat bertemunya penjual dan pembeli. Proses timbulnya pasar yang berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran untuk menentukan harga dan laba. Menurut Al-Ghazali, setiap perdagangan harus menggunakan cara yang terhormat. Sesungguhnya para pedagang pada hari kiamat nanti akan dibangkitkan seperti para pelaku dosa besar, kecuali yang bertaqwa kepada Allah, berbuat kebajikan dan jujur. Penimbunan barang merupakan tindakan kriminal terhadap moral dan sosial, hal tersebut merupakan jalan pintas untuk memakan harta orang lain dengan cara bathil.

2.Produksi

Al-Ghazali memfokuskan kegiatan ekonominya pada jenis aktivitas yang sesuai dengan dasar-dasar ekonomi islam, seperti:

a.Produksi Barang-Barang Kebutuhan Dasar sebagai Kewajiban Sosial

Al-Ghazali menganggap kerja adalah sebagai bagian dari ibadah seseorang. Apabila ada sekelompok orang yang memproduksi barang dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan masyarakat, maka kewajiban masyarakat telah terpenuhi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun