Dalam artikel kali ini, saya akan membahas pengaruh kebijakan moneter bank sentral terhadap usaha kecil dan menengah (UMKM). Tapi sebelum itu, mari kita lihat apa itu kebijakan moneter. Bagaimana definisi bank sentral? Apa sebenarnya UMKM?
Kebijakan moneter merupakan langkah-langkah atau strategi yang diambiloleh bank sentral di suatu negara yang bertujuan mengendalikan jumlah uang yang beredar, mengatur suku bunga, dan faktor lainnya yang berdampak dengan harga dan stabilitas pertumbuhan ekonomi.
Indonesia juga memiliki bank sentral yang lebih dikenal sebagai Bank Indonesia. Sebagai bank sentral Indonesia, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, bank Indonesia bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, pembayaran, dan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan ini, ketiga bidang tanggung jawab tersebut harus bekerja sama.
Usaha mikro, kecil, dan menengah atau yang biasa dikenal dengan UMKM didefinisikan sebagai usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh individu atau badan usaha yang memenuhi kriteria usaha mikro yang diatur dalam UU tersebut. Sedangkan usaha kecil dapat didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan oleh badan usaha atau individu yang memenuhi kriteria usaha kecil yang diatur dalam UU tersebut.
Kebijakan moneter dari bank sentral, seperti Bank Indonesia, dapat mempengaruhi UMKM melalui beberapa cara. Berikut adalah beberapa dampak kebijakan moneter dari bank sentral terhadap UMKM:
- Suku bunga: Ketika perekonomian melambat, bank sentral menurunkan suku bunga untuk mendorong aktivitas ekonomi. Hal ini dapat membantu UMKM yang membutuhkan kredit untuk mengembangkan usahanya. Sebaliknya, kenaikan suku bunga dapat meningkatkan biaya pinjaman, menghalangi UMKM yang bergantung pada pembiayaan eksternal, mengurangi laba bersih, dan membuat lebih sulit untuk membayar pinjaman.
- Likuiditas: Bank sentral dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar di pasar dengan mengatur likuiditas. Jika bank sentral menambah likuiditas, UMKM akan lebih mudah mendapatkan kredit. Namun, kebijakan yang ketat atau restriktif, terutama jika resiko kredit meningkat, mungkin membuat bank lebih berhati-hati dalam memberikan kredit kepada UMKM.
- Stabilitas nilai Rupiah: Menjaga stabilitas nilai Rupiah adalah tujuan utama kebijakan moneter Bank Indonesia. Karena mereka dapat memperkirakan harga bahan baku dan harga jual produk, hal ini dapat membantu usaha kecil dan menengah (UMKM) merencanakan operasi mereka. Bank mungkin lebih berhati-hati dalam memberikan kredit kepada UMKM karena kebijakan yang ketat atau restriktif dan peningkatan risiko kredit.
- Akses ke modal. Melalui kebijakan pengembangan UMKM, bank Indonesia berusaha untuk meningkatkan akses keuangan. Ini dapat membantu UMKM yang kesulitan mendapatkan kredit dari lembaga keuangan karena mereka tidak dapat menghasilkan laporan keuangan, yang merupakan alat utama lembaga keuangan untuk menilai kelayakan kredit mereka.
- Inflasi: Kebijakan moneter juga berperan dalam mengendalikan inflasi. Inflasi yang rendah dapat membantu menjaga daya beli dan stabilitas harga, yang dapat menguntungkan UMKM karena konsumen memiliki daya beli yang stabil. Namun, inflasi yang terlalu rendah juga dapat menunjukkan rendahnya permintaan konsumen, yang dapat berdampak pada penjualan UMKM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H