Mohon tunggu...
Amala Nurjanah
Amala Nurjanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar / mahasiswa

Nama saya Amala Nurjanah, saya lahir di Lampung dan tumbuh besar di Kep. Bangka Belitung. Saya seorang mahasiswa aktif di salah satu perguruan tinggi yang ada di Bangka Belitung. Saya memiliki hobi menulis, Menyenyi dan Membaca. Sesekali saya juga suka berpetualang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Rahasia Siswa Terbongkar: Etika Guru yang Buruk Menghancurkan Kepercayaan Siswa

20 Juni 2024   12:00 Diperbarui: 20 Juni 2024   13:12 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada lingkungan sekolah, guru sering kali dianggap sebagai orang tua kedua bagi siswa. Peran ini bukan hanya sebagai pendidik tetapi juga sebagai pembimbing dan penyokong emosional. Keterbukaan siswa kepada guru adalah elemen penting dalam proses pendidikan, karena memungkinkan guru untuk memahami kebutuhan dan masalah siswa secara lebih mendalam. Ketika siswa merasa nyaman untuk berkeluh kesah kepada guru, ini menandakan adanya hubungan kepercayaan yang kuat dan esensial untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung.

Sebagai lembaga pendidikan, sekolah memerlukan layanan Bimbingan dan Konseling (BK) untuk membantu siswa yang memiliki masalah. Bimbingan adalah proses di mana seorang ahli membantu individu dengan berbagai cara dan bahan agar mereka bisa mandiri dalam menyelesaikan masalahnya. Sementara itu, konseling adalah proses bantuan melalui wawancara oleh seorang ahli untuk mengatasi masalah yang dihadapi individu. (Evi, 2020)

Guru kelas ialah guru yang bertanggung jawab membantu mengatasi masalah siswa, dan kepercayaan merupakan salah satu pilar utama dalam hubungan antara guru dan siswa. Ketika seorang siswa memutuskan untuk berkeluh kesah terhadap masalah yang dihadapinya kepada guru, mereka melakukan tindakan yang sangat berani dan terbuka. Mereka berharap bahwa rahasia mereka akan dijaga dan dihargai.

Namun, ketika guru mengkhianati kepercayaan siswa apa yang terjadi ?

Mengkhianati kepercayaan siswa adalah pelanggaran serius terhadap etika profesional seorang guru. Ketika guru membocorkan rahasia yang telah dipercayakan kepada mereka, hal ini tidak hanya melukai perasaan siswa tetapi juga merusak integritas dan reputasi guru tersebut. Lebih dari itu, tindakan ini bisa menyebabkan kerugian dalam kurun waktu yang panjang. Siswa yang mengalami pengkhianatan kepercayaan cenderung merasa dikhianati, malu, dan marah. Mereka mungkin menjadi sangat tertutup dan enggan untuk berbicara tentang masalah pribadi mereka di masa depan. Hal ini bisa menghambat perkembangan emosional dan psikologis mereka, serta mengurangi rasa percaya diri. Siswa yang merasa tidak aman untuk berbicara dengan guru atau mencari bantuan juga lebih mungkin mengalami stres dan masalah kesehatan mental lainnya.

Selain dampak pribadi, pengkhianatan kepercayaan oleh guru juga berdampak negatif pada lingkungan sekolah secara keseluruhan. Kejadian seperti ini dapat menciptakan atmosfer ketidakpercayaan di antara siswa dan guru. Siswa lainnya mungkin menjadi ragu untuk membuka diri atau mencari bimbingan dari guru, karena takut rahasia mereka juga akan dibocorkan. Hal ini bisa mengurangi efektivitas komunikasi antara siswa dan guru, yang pada akhirnya merugikan proses belajar-mengajar.


Dari sudut pandang profesional, guru yang tidak bisa menjaga rahasia siswa juga merusak citra profesi pendidik. Guru seharusnya menjadi teladan dalam hal integritas dan etika. Ketika seorang guru gagal menjaga kepercayaan siswa, hal ini tidak hanya mencoreng nama baik guru tersebut, tetapi juga merusak kepercayaan masyarakat terhadap profesi guru secara keseluruhan.

Untuk mencegah terjadinya hal-hal semacam ini, sangat penting bagi sekolah untuk menekankan pentingnya etika profesional dan menjaga kerahasiaan. Pelatihan etika bagi guru harus menjadi prioritas, dengan penekanan khusus pada pentingnya menjaga rahasia siswa. Selain itu, sekolah harus memiliki kebijakan yang jelas tentang kerahasiaan informasi dan memberikan dukungan yang diperlukan bagi guru untuk mematuhi kebijakan ini.

Siswa juga perlu diberi pemahaman yang jelas tentang hak mereka terkait kerahasiaan informasi pribadi. Mereka harus merasa aman dan nyaman dalam mengungkapkan perasaan dan masalah mereka tanpa takut bahwa informasi tersebut akan dibocorkan. Dengan demikian, mereka bisa lebih bijak dalam memilih kepada siapa mereka akan berkeluh kesah dan memahami batasan-batasan yang ada.

Pada akhirnya, menjaga kepercayaan berarti membangun hubungan yang sehat dan saling menghormati. Guru yang bisa menjaga rahasia siswa akan dihormati dan dipercaya, menciptakan suasana positif yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa.. Sebaliknya, guru yang mengkhianati kepercayaan siswa akan menghadapi konsekuensi yang merusak, baik bagi diri mereka sendiri maupun bagi lingkungan pendidikan yang lebih luas.

Menghormati dan menjaga rahasia siswa bukan hanya sebuah kewajiban moral tetapi juga esensial untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung. Oleh karena itu, setiap guru harus menyadari betapa pentingnya menjaga kepercayaan siswa dan selalu bertindak dengan integritas dan etika yang tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun